Pemilih Bimbang Naik 28,7 Persen, Bakal Jadi Penentu Pilpres 2024 Berapa Putaran

ERA.id -  Kelompok pemilih bimbang atau undecided voters untuk pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) peserta Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 meningkat mencapai 28,7 persen. Hasil tersebut berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas yang dikutip Senin (11/12/2023).

Jumlah responden yang masih ragu-ragu menentukan pilihannya itu juga tak jauh berbeda pada pilihan terhadap capres tanpa pasangan, yang mencapai 24,9 persen. Angka tersebut meningkat tajam dari hasil survei periode Agustus 2023 yaitu sebesar 15,4 persen.

Angka pemilih bimbang terhadap capres cukup fluktuatif selama rentang periode Oktober 2022 hingga Desember 2023. Namun tak pernah mencapai angka 20 persen.

Pada periode Oktober 2022, pemilih bimbang mencapai 12,4 persen. Januari 2023 mencapai 15,8 persen. Mei 2023 sebanyak 18 persen. Agustus 2023 sebanyak 15,4 persen. Sedangkan di Desember 2023 meningkat menjadi 24,9 persen.

Berdasarkan survei Litbang Kompas, kelompok pemilih bimbang ini adalah mereka yang belum punya ikatan ideologis ataupun kedekatan emosional terhadap sosok atau pasangan tertentu. Mereka juga belum tahu siapa yang akan dipilih dan sangat rentan mengubah pilihan.

Kebanyakan kelompok tersebut berasal dari bekas pemilih Joko Widodo-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019. Sebagian lainnya merupakan orang-orang yang tidak menggunakan haknya atau merahasiakan pilihannya pada pemilu sebelumnya.

Generasi tua dalam rentang usia 41-60 tahun yang sebagian besar masuk ke dalam generasi X, juga tercatat masuk dalam kelompok pemilih bimbang dengan 44,3 persen, lebih tinggi dari persentase populasi kelompok ini yang sekitar 36 persen.

Dari kategori usia itu, mayoritas merupakan pemilih perempuan yang jumlahnya mencapai 54,2 persen.

Responden di pedesaan dan berpendidikan dasar juga tercatat banyak yang masih ragu-ragu menentukan pilihannya pada Pilpres 2024.

Sementara responden dari kelompok Islam, Litbang Kompas mencatat yang paling banyak pemilih bimbang berasal dari warga Nahdlatul Ulama. Terlebih di Jawa Timur yang menjadi wilayah perebutan pengaruh di antara dua tokoh kelahiran daerah ini, yaitu Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD, derajat kebimbangan warga NU paling tinggi.

Menurut Litbang Kompas, kelompok pemilih bimbang ini akan menentukan berlangsungnya Pilpres 2024, apakah akan satu putaran atau dua putaran.