Kasal Sebut KRI dr Radjiman Sanggup Bangun RS Lapangan di Dekat Gaza: TNI AL dan Dokter Siap Jika Diizinkan
ERA.id - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali menyebut kapal bantu rumah sakit KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 sanggup membangun RS lapangan di daerah dekat Gaza jika diminta Pemerintah RI dan diizinkan otoritas setempat.
KRI dr. Radjiman, yang saat ini sandar di Jakarta, pun siap diberangkatkan menuju perairan dekat Gaza manakala Pemerintah Mesir mengeluarkan izin (clearance) untuk misi kemanusiaan tersebut.
“Kami bawa juga kontainer yang nantinya untuk membuat RS lapangan dari Marinir,” kata Laksamana Ali menjawab pertanyaan ANTARA saat dia ditemui pada sela-sela kegiatannya di Dermaga Mako Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta dikutip dari Antara, Senin (12/12/2023).
Terlepas dari izin yang belum keluar, Kepala Staf TNI AL memastikan kapal RS beserta awak kapal dan tenaga medis yang melekat di atas kapal siap untuk berlayar menuju perairan Mesir, yang berbatasan langsung dengan Gaza, Palestina.
“Jadi kami masih menunggu, tetapi kami siap, dokter-dokter siap. Tenaga medis tentu dari TNI ya, dari TNI Angkatan Laut, tetapi kami membuka kesempatan kepada Kementerian Kesehatan jika ingin bergabung atau relawan tetapi yang punya kemampuan atau spesialisasi di tenaga kesehatan atau tenaga medis,” kata Laksamana Ali.
Wacana membangun RS lapangan di daerah perbatasan antara Mesir dan Gaza diungkap pertama kali oleh Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto pada sela-sela kegiatannya di Pangkalan Udara (Lanud) Atang Sendjaja, Bogor, Jawa Barat, pada awal bulan ini (1/12).
“Ada saran dari beberapa pihak di negara itu (Mesir, red.) sekitar itu malah kalau bisa rumah sakit lapangan. Jadi, ini sedang kami bahas nanti, apakah kita (Indonesia, red.) kirim rumah sakit lapangan,” kata Menhan Prabowo.
Prabowo menegaskan Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus menambah bantuan untuk rakyat Palestina di Gaza, yang beberapa di antara mereka juga mengungsi di Mesir.
“Jadi, saya terus berkomunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat di situ, dan kami akan mencari cara-cara yang nyata untuk membantu di situ,” kata Menhan Prabowo.
Sementara itu, untuk rencana mengirim kapal RS bantu KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 ke perairan Mesir dekat Gaza, Prabowo menyebut otoritas setempat di Mesir belum dapat mengeluarkan izin.
“Menteri Pertahanan Mesir saya kontak terus sama beliau. Beliau minta ditahan dulu karena untuk berlabuh begitu banyak kapal menunggu,” kata Prabowo.
KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 sejak akhir bulan lalu (30/11) sandar di Dermaga Markas Komando Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) TNI Angkatan Laut, Jakarta.
Kapal itu tidak hanya dalam keadaan siap untuk menjalankan misi kemanusiaan di perairan dekat Gaza, tetapi mengangkut bantuan sebanyak 80 truk yang di antaranya terdiri atas pampers (532 karung), pakaian anak-anak (600 karung), pakaian dewasa (700 karung dan 500 boks), susu (800 kardus), biskuit (650 dus), air mineral galon (1.254 galon), air mineral kardus (1.700 kardus), obat-obatan (460 kardus), selimut (450 karung), jaket (450 karung), dan mi instan (470 kardus).
Jumlahnya jika dikelompokkan sesuai wadah ada 4.080 kardus, 2.732 karung, 500 boks, dan 1.254 galon.
Komandan KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 Kolonel Laut (P) Bayu Dwi Wicaksono memastikan kapal siap berlayar lintas samudera untuk menuju perairan aman dekat Gaza demi membantu merawat dan memberikan pelayanan kesehatan kepada rakyat Palestina korban perang.
“Kapal ini sudah hampir setahun berlayar. Kami sudah melaksanakan misi operasi di Indonesia kemarin di Natuna. Kami laksanakan bakti sosial di sana. Saya rasa kami mampu melaksanakan (operasi) di negara-negara lain,” kata Komandan KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat menjawab pertanyaan wartawan saat dia ditemui di atas kapal, Jakarta pada akhir bulan lalu (30/11).
Jika nantinya Pemerintah Mesir mengizinkan Indonesia mengirimkan KRI dr. Radjiman sebagai kapal rumah sakit bantu ke perairan aman dekat Gaza, pelayaran itu menjadi misi pertama KRI dr. Radjiman melintasi samudera dan keluar dari perairan Indonesia.