Polisi Selidiki Kasus Satu Keluarga Diduga Bunuh Diri yang Gemparkan Malang
ERA.id - Polres Malang mendalami motif tewasnya tiga orang dalam satu keluarga yang diduga bunuh diri di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Kasatreskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat mengatakan ketiga orang yang meninggal dunia tersebut adalah suami berinisial WE (43), istri berinisial S (40), dan anak ARE (12).
"Jadi, dugaan sementara, mengarah bunuh diri dilakukan oleh satu keluarga. Satu keluarga ini beranggotakan empat orang. Untuk motif, masih sangat kami dalami," kata Gandha.
Gandha menjelaskan satu keluarga tersebut beranggotakan empat orang, yakni WE, S, ARE, dan AKE. ARE dan AKE merupakan anak kembar dari pasangan yang tinggal di RT03/10, Dusun Borobugis, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, tersebut.
Peristiwa tersebut pertama kali diketahui saat seorang anak perempuan korban, yakni AKE, meminta tolong kepada tetangga di sekitar rumah. Tetangga yang merespons permintaan tolong AKE lalu masuk ke dalam rumah dan mengecek kamar.
Kemudian, saksi menemukan tiga orang berada dalam ruangan tersebut, di mana korban WE terluka sayat cukup parah pada tangan kiri. Korban kemudian dibawa ke rumah sakit terdekat, namun dinyatakan tewas.
"Kemudian, juga terdapat dua mayat yang sudah meninggal dunia, dua orang perempuan. Untuk yang satu, sekira umur 40 tahun dan satu lagi sekira umur 12 tahun," jelas Gandha.
Dari dua jenazah tersebut, berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan fakta bahwa mulut kedua korban mengeluarkan busa dan bau menyengat. Tidak jauh dari korban, ditemukan pula gelas dan bungkus obat nyamuk cair.
"Informasi dari petugas olah TKP, keduanya ditemukan dengan keadaan mulut mengeluarkan busa dan bau menyengat," tambah Gandha.
Berdasarkan keterangan saksi yang merupakan anak korban, lanjutnya, peristiwa tersebut terjadi kurang lebih pada pukul 03.00 WIB. Saat itu, WE membangunkan ARE untuk pindah kamar tidur bersama istrinya, S. Ketiga orang tersebut berada dalam satu kamar.
Sementara itu, AKE melanjutkan tidur yang kemudian terbangun dan menyadari sudah terlalu siang untuk salat Subuh. AKE kemudian bangun dan menuju kamar orang tuanya. Namun, setelah memukul-mukul pintu kamar, AKE tidak mendapat respons.
"Kemudian, anak tersebut teriak minta tolong ke tetangga. Kemudian, tetangga masuk dan ditemukan bahwa WE dalam kondisi berlumuran darah," kata Gandha.
Petugas kepolisian juga menemukan pesan terakhir untuk anaknya yang masih hidup, yang diduga ditulis WE. Saat ini, AKE berada dalam pendampingan dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Malang dan psikolog.