Peneliti BRIN Ciptakan Obat Jerawat dari Ekstrak Kulit Manggis dan Kulit Udang
ERA.id - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Susi Kusumaningrum berhasil menciptakan obat jerawat dari bahan alami, yakni dari ekstrak kulit manggis dan limbah kulit udang.
"Mikro partikel dari kitosan atau limbah kulit hewan crustacea (salah satunya udang), ekstrak kulit manggis, dan daun pegagan, dikenal memiliki bahan aktif antijerawat, dan bahan-bahan alam tersebut jumlah atau kebutuhannya mencukupi di Indonesia," kata Susi dalam diskusi BRIN di Jakarta, Rabu (20/12/2023) dikutip dari Antara.
Perekayasa Ahli Madya Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional (PR BBOOT) itu mengungkapkan, saat ini bahan baku kosmetik baik aktif maupun eksipien (pelarut) masih impor lebih dari 80 persen.
"Diperlukan alternatif obat yang aman, bermutu, dengan harga terjangkau, sehingga ekstraksi kulit manggis dan herba pegagan, dan kulit udang atau crustacea ini bisa menjadi bahan baku obat jerawat atau skincare yang bermanfaat bagi masyarakat," ungkapnya.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Susi, pasar kosmetik antijerawat cukup tinggi, sekitar USD4,46 miliar (sekitar Rp69 triliun) pada tahun 2022, dan diperkirakan akan tumbuh sekitar 9,1 persen hingga tahun 2030.
"Kosmetik antijerawat biasanya menggunakan antibiotik, sehingga resistensi antibiotik pun akan meningkat. Tren akhir-akhir ini adalah peningkatan penggunaan obat alam untuk skincare, sehingga inovasi ini menjadi peluang besar," tuturnya.
"Manggis, kulitnya selama ini banyak dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional sebagai antidiare, infeksi kulit, dan pengobatan luka. Kulit manggis juga diketahui mempunyai sifat antibakteri dan antiinflamasi," lanjutnya.
BRIN bekerja sama dengan PT Mustika Ratu melakukan penelitian dan survei kepada responden terkait seberapa efektif ekstrak kulit manggis, pegagan, dan kitosan ini untuk mengurangi atau menyembuhkan jerawat.
"Penilaian responden pada produk ini secara umum menunjukkan bahwa produk bersifat baik dan dapat diterima oleh seluruh responden, dan tidak dilaporkan adanya reaksi efek samping selama masa penggunaan, sehingga semua responden menilai produk ini aman untuk digunakan," kata Susi.