Kiai Marzuki Dicopot, Kantor PWNU Jatim Langsung Dihiasi Karangan Bunga Berisi Sindiran
ERA.id - Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, diramaikan dengan karangan bunga yang berisi protes serta sindiran buntut dicopotnya KH Marzuki Mustamar dari kursi Ketua PWNU Jatim.
Dalam pantauan ERA, ada delapan yang tampak terpampang di halaman kantor tersebut, sejak Minggu (31/12/2023).
Salah satu pekerja pengirim bunga, Siswanto mengaku tidak mengetahui siapa yang memesan karangan bunga tersebut.
Dia hanya mengaku bertugas mengirimkan karangan bunga yang sudah terbuat ke alamat kantor PWNU Jatim yang berada di Jalan Masjid Al-Akbar no 1, Pengesangan, Surabaya.
"Masalah kiriman ini kan sudah tertera di papannya. Dari siapa-siapanya saya tidak tau. Terima order, kirim gitu aja," kata Siswanto.
kiriman karangan bunga serupa, kata Siswanto, sudah kali kedua dilakukannya, di waktu yang berbeda. Karangan bunga pertama berjumlah empat buah, dikirimkannya pada Sabtu 30 Desember 2023. Itu sudah tidak ada lagi di lokasi.
"Dua kali, (pertama) empat, (yang kedua) delapan," ujarnya.
Tak hanya itu, tertera di papan karangan bunga tulisan kritikan pedas yang mengarah kepada PBNU dari berbagai macam sumber.
Ada yang mengatasnamakan Nahdliyin Bersatu Umat Maju. 'Turut prihatin atas matinya Budaya Tabayun di NU akibat pemecatan Ketua PWNU Jatim #savePWNUjatim'.
Kemudian, juga mengatasnamakan NU Ndeso. 'Yahya dan Ipul biang kehancuran PBNU'. 'Jangan biarkan NU ditangan Badut' dari NU Garis Lurus.
'Di NU itu mengabdi, bukan tempat cari uang' dari Wong NU Mbeling. 'Selamatkan NU dari orang2 munafiq' dari Kaukus Muda Nahdlatul Ulama (KMNU).
'Jangan jadikan NU tunggangan untuk meraup keuntungan' sumber Nahdliyin Cerdas Bersatu.
'Turut prihatin dan berduka atas pemecatan KH. Marzuki Mustamar sebagai Ketua PWNU Jatim akibat matinya budaya tabayun di NU. #saveKHMarzukiMustamar' dari perkumpulan pergerakan warga NU.
Saat ERA berupaya mengonfirmasi Sekretaris PWNU Jatim Akhad Muzakki, dan Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur, keduanya tidak ada yang merespons.