Kasus Flu dan Covid-19 Kembali Meningkat di Eropa, Spanyol Pertimbangkan Aturan Pemakaian Masker di Rumah Sakit
ERA.id - Pemerintah Spanyol mempertimbangkan aturan nasional bagi masyarakat untuk memakai masker di rumah sakit dan klinik kesehatan pada hari Senin, (8/1/2024) waktu setempat. Aturan ini menyusul lonjakan kasus flu dan Covid di Eropa.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa merekomendasikan agar masyarakat di negara tersebut tetap tinggal di rumah jika mereka merasa sakit, dan mempertimbangkan untuk memakai masker saat berkumpul atau di tempat layanan kesehatan.
Rekomendasi itu datang setelah flu menyebar seperti biasanya sepanjang tahun ini, namun dampaknya lebih parah di beberapa negara dibandingkan negara lain.
Dikatakan bahwa masyarakat Eropa harus mengikuti pedoman nasional dalam memvaksinasi kelompok rentan. Flu kini beredar pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan patogen pernapasan umum lainnya, termasuk virus Sars-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19, katanya.
Beberapa wilayah di Spanyol sudah memerintahkan pasien, pengunjung, dan staf rumah sakit untuk memakai masker pada minggu lalu. Pemerintah pusat Spanyol pada hari Senin mengusulkan untuk memperluas persyaratan tersebut secara nasional, namun para pemimpin regional yang bertanggung jawab atas kebijakan kesehatan sejauh ini menolaknya, dan keputusannya diperkirakan akan diambil pada hari Rabu.
“Satu hal yang kita tahu akan membatasi epidemi dan melindungi orang-orang yang rentan adalah masker,” kata Menteri Kesehatan Monica Garcia, dikutip Reuters, Selasa (9/1/2024).
“Ini adalah tindakan yang masuk akal, didukung secara ilmiah dan diterima secara luas oleh masyarakat," imbuhnya.
Lalu, kata Gracia, pemerintah juga telah mengusulkan agar masyarakat dapat mendiagnosis sendiri kasus-kasus ringan dan mengambil cuti tiga hari daripada memerlukan surat dokter.
Spanyol merupakan salah satu negara Eropa terakhir yang mencabut persyaratan penggunaan masker setelah pandemi COVID-19. Masyarakat diminta untuk memakai masker di transportasi umum hingga bulan Februari 2023, serta di pusat kesehatan dan apotek hingga bulan Juli.
Sementara itu, di Italia, orang yang menderita penyakit mirip flu, termasuk flu dan COVID-19, mencapai rekor tertinggi dalam dua minggu terakhir tahun 2023, bahkan melampaui epidemi COVID, menurut data yang dikeluarkan oleh National Health Institute ( ISS).
Insiden di Italia adalah 17,5 kasus per seribu orang pada minggu ke-52 dan 17,7 kasus per seribu orang pada minggu sebelumnya.
Pakar ISS mengatakan peningkatan ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa sebagian besar orang tidak lagi memakai masker dan lebih sedikit orang yang mencari vaksinasi pada musim ini. Sejauh ini belum ada tanda-tanda bahwa pemerintah Italia mempertimbangkan untuk menerapkan kembali mandat penggunaan masker.
Menteri Kesehatan Portugal Manuel Pizarro mengatakan pada hari Senin bahwa saat ini tidak ada alasan untuk rekomendasi umum mengenai penggunaan masker, meskipun ia mengakui bahwa negara tersebut sedang mengalami epidemi flu yang telah meningkatkan waktu tunggu di bangsal darurat rumah sakit menjadi lebih dari 10 jam dalam beberapa minggu terakhir.
Di unit perawatan intensif, proporsi kasus influenza mencapai rekor 17 persen pada minggu terakhir tahun 2023, menurut otoritas kesehatan.
Negara-negara di belahan dunia lain juga kembali menerapkan penggunaan masker. Rumah sakit di setidaknya empat negara bagian AS telah menerapkan kembali kewajiban penggunaan masker di tengah meningkatnya kasus COVID, flu musiman, dan penyakit pernapasan lainnya.