Perkuat Hubungan Perdagangan Dua Negara, Indonesia Terima 500 Ribu Vaksin LSD dari Australia
ERA.id - Departemen Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia menyerahkan 500 ribu vaksin lumpy skin disease (LSD) kepada Kementerian Pertanian Republik Indonesia pada Senin (8/1/2024).
Pejabat Otoritas Veteriner Kesehatan Hewan dan Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Dr. Nuryani Zainuddin, mengatakan bahwa pengendalian LSD di Indonesia merupakan prioritas bersama.
"LSD dan penyakit mulut dan kuku merupakan ancaman biosekuriti yang signifikan," kata Zainuddin, dikutip Antara.
Zainuddin melanjutkan bahwa sangat penting bagi pihaknya untuk terus meningkatkan kemajuan yang telah dicapai sejauh ini untuk mengendalikan wabah tersebut.
Dia juga berterima kasih kepada Australia atas kerja sama biosekuriti yang berkelanjutan dengan Indonesia dan atas sumbangan vaksin yang baru saja diberikan.
Sementara itu, perwakilan Kedubes Australia dalam bidang Pertanian Dane Roberts mengatakan bahwa dirinya merasa senang sumbangan vaksin tersebut dapat membantu Indonesia mengatasi LSD.
"Selama setahun terakhir, Australia telah memasok satu juta vaksin ke negara tetangga kami Indonesia - vaksin yang kini telah masuk ke dalam populasi sapi di Indonesia dan melindungi mata pencarian para peternak," ujar Roberts.
Roberts mengungkapkan bahwa Australia telah bebas LSD, namun dengan adanya perdagangan erat dan saling menguntungkan antara Australia-Indonesia untuk komoditas daging sapi dan sapi hidup, sangat penting bagi negaranya untuk bekerja sama memerangi tantangan biosekuriti dan melindungi industri peternakan kedua negara.
Australia telah memberikan total satu juta dosis vaksin LSD ke Indonesia selama setahun terakhir. Hal ini membuat total kontribusi donasi Australia dari 2022 hingga 2024 menjadi 1,435 juta dosis vaksin untuk mendukung upaya Kementerian Pertanian dalam mengendalikan LSD di Indonesia.
LSD disebarkan oleh nyamuk, lalat dan kutu yang menggigit, dan sangat berdampak pada sapi dan kerbau. Penyakit ini mempengaruhi produksi susu dan menimbulkan luka di seluruh tubuh hewan yang terinfeksi.