Mengarah ke Prabowo, Malik Mahboob Ahmed Prediksi Calon Presiden RI Lewat Kisah Karpet

ERA.id - Pemilihan Umum (Pemilu 2024) sudah memasuki bulannya. Akan digelar pada 14 Februari 2024, para pasangan calon (paslon) kini semakin genjar berkampanye.

Namun, di tengah Ppara capres dan cawapres mulai dari Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (01), Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming (02) dan Ganjar Pranowo - Mahfud MD (03) berkampanye, ramalan serta prediski calon presiden juga terus bermunculan.

Dalam situasi seperti sekarang, Maestro Permadani sekaligus pemilik Alhamd Carpet, Malik Mahboob Ahmed, memiliki cara yang unik dalam memprediksi siapa calon presiden RI yang baru. Menurut pengakuannya, dari kisah sejarah karpet yang ia bangun melibatkan tokoh-tokoh besar di Indonesia, sudah dapat diprediksi siapa presiden RI selanjutnya.

Dari pengalaman-pengalamannya menjual karpet pada presiden-presiden RI, dan berujung jadi pemimpin negeri ini, Malik meletakan predisksinya dari kisahnya terhadap sosok Prabowo Subianto.

"Saya sudah kirimin ke Pak Prabowo. Tapi saya belum sempet ketemu. Jadi kalo menurut guru-guru dan kyai-kyai saya, kalau beliau ganti karpet semua, karpet yang bisa bikin doanya. Soalnya itu (yang sebelumnya dipakai) tidak cocok," jar Malik sapaannya, saat berbincang di toko Alhamd Carpet miliknya, di kawasan Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Alhamd Carpet sendiri ternyata sudah melegenda karena telah melayani 6 Presiden Indonesia, mulai dari Soeharto, BJ Habibie, K.H. Abdurrahman Wahid atau Gusdur, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga Jokowi. Produk milik Malik Mahboob Ahmed bahkan ikut andil dalam menyambut tamu dunia di Konferensi Asia Afrika (KAA) pada April 2005.

"Mantan-mantan presiden Indonesia yang sebelumnya pernah membeli karpet di (toko) saya. Hasilnya, mereka benar-benar terpilih menjadi Presiden RI," bebernya.

Perantau dari Pakistan itu pun menceritakan awal mula permadani dan karpet-karpetnya bisa dipesan oleh orang-orang nomor satu di Indonesia. 

"Dari mulai buka Alhamdulillah keluarga besar Pak Soeharto, semua support. Toko saya kecil tapi Alhamdulillah dikunjungi," sambungnya.

"Setelah itu Habibie suka beli juga. Setelah Habibie jadi Presiden, saya kenal Gusdur tahun 94. Saya ke Ciganjur mengantar karpet kecil untuk duduk dan doa beliau," kenangnya.

Ketika itu, Malik mengatakan, meski permadaninya bukan hal yang berarti, namun hadiah dari seorang muhajir dari Pakistan ada cerita tersendiri. Sebab karpet-karpet handmade tersebut dibuat melalui proses doa-doa suci. Bahkan perajut perempuan yang sedang menstruasi tidak diperbolehkan untuk merajut.

"Alhamdulillah waktu beliau (Gusdur) jadi presiden, saya disuruh isi Istana Merdeka (dengan karpetnya). Itu pertama kali saya masuk Istana Merdeka berkat Gusdur. Waktu itu, ibu Mega juga pesan tapi di Istana Wapres di Diponegoro, kita anter ke sana," tuturnya.

"Saya bilang, Insya Allah karpet ini yang anter ibu ke Istana Presiden. Waktu ibu Megawati jadi presiden, (karpet saya) isi seluruh semua istana. Istana Negara, Istana Bogor, Tampak Siring sama Istana Batu Tulis. Itu semua karpetnya dari kita," ucap Pak Malik.

Berlanjut ke SBY, Malik mengatakan, karpetnya dipesan oleh Presiden ke-6 RI itu pada tahun 2005. Sementara Jokowi, memesannya ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. 

"Pak Jokowi waktu jadi Gubernur DKI, saya anter surat untuk ucapan selamat bertugas. Dan kirim satu karpet kecil gambar kuda. Dan di surat itu saya tulis 'Insya Allah kuda ini mengantarkan Bapak ke Istana.' Sampe sekarang Ibu (Iriana) suka kirim anak buahnya untuk beli karpet di sini. Kalo Pak Jokowi saya belum pernah ketemu," imbuh Malik.