UNRWA Akan Berhenti Beroperasi Jika Sumbangan Terus Dihentikan
ERA.id - Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) akan berhenti beroperasi jika pendanaan terus dihentikan donor, kata Komisaris Jenderal Philippe Lazzarini pada Kamis (1/2/2024), menurut Kementerian Luar Negeri Rusia.
Lazzarini mengungkapkan kekhawatirannya melalui diskusi telepon dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Vershinin.
"Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini menginformasikan mengenai tindakan segera yang harus diambil untuk menyelidiki dan mengklarifikasi seluruh kejadian tersebut, memastikan jika kecurigaan terbukti, semua yang bertanggung jawab akan dihukum," sebut kementerian itu dikutip dari Anadolu.
Pada saat yang sama, ditekankan bahwa jika donor tidak mempertimbangkan keputusan mereka menghentikan pendanaan, semua aktivitas badan itu, termasuk dalam kegiatan kemanusiaan di Jalur Gaza yang dilanda bencana, akan berhenti.
Setidaknya 18 negara, bersama dengan Uni Eropa, menghentikan pendanaan bagi UNRWA berdasarkan tuduhan Israel bahwa 12 staf badan itu terlibat dalam serangan 7 Oktober oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Badan PBB itu mengadakan penyelidikan pekan lalu atas tuduhan tersebut.
Vershinin menekankan bahwa kecurigaan terhadap 12 pegawai badan tersebut tidak dapat dan tidak boleh digunakan untuk menghukum seluruh struktur PBB secara kolektif, dengan menunjukkan bahwa staf badan tersebut di Gaza berjumlah 13.000 pegawai, serta hampir 6 juta warga Palestina yang tinggal di wilayah pendudukan dan negara-negara Arab.
Dia mencatat bahwa selama 75 tahun, UNRWA telah membantu pengungsi Palestina tidak hanya di Tepi Barat dan Jalur Gaza, tetapi juga di Yordania, Lebanon, dan Suriah.
Vershinin menyoroti bahwa bantuan sebagian besar didanai melalui kontribusi sukarela dari para donor.
Pendanaan tersebut dibutuhkan untuk melaksanakan proyek di bidang pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial bagi 5,9 juta pengungsi, kata dia.
Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak serangan mendadak oleh Hamas pada 7 Oktober 2023. Sedikitnya 27.019 warga Palestina tewas dan 66.139 orang terluka.
Sementara itu, sekitar 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.
Akibat serangan Israel, 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sedangkan 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur.