Pedasnya Sindiran Anies ke Erick soal Wacana Ubah BUMN Jadi Koperasi
ERA.id - Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, menyindir Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, yang membesarkan wacana BUMN berpotensi diubah jadi koperasi, jika Anies jadi presiden.
Anies menyampaikan itu saat dimintai tanggapannya oleh moderator 'Desak Anies' di Semarang, Jawa Tengah, Senin malam.
Kata Anies, ada jenis informasi yang kalau didengar, maka pendengarnya langsung tahu kalau info itu mesti dimasukkan ke akal atau tidak.
"Kalau ada jenis informasi yang kita dengar tidak masuk akal dan dikutip yang memegang kewenangan, maka yang memegang kewenangan sedang tidak menggunakan akal sehat."
Setelah itu, Anies bilang, tak masuk akal kementerian sebesar BUMN akan dihapus.
"Mana mungkin BUMN dihapus? Jadi ketika kemudian itu malah Pak Menterinya (BUMN) yang ngomong, loh Pak Menterinya memang gak berpikir kritis gitu?"
Sebelumnya, Erick bilang wacana pembubaran korporasi milik negara hanya akan memunculkan pengangguran baru di Indonesia, mengingat sebanyak 1,6 juta orang merupakan pegawai BUMN.
Erick berwacana demi merespons pandangan dari tokoh koperasi Indonesia, Suroto PH, yang sebelumnya dikira tim sukses Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dalam sebuah diskusi yang digelar Timnas AMIN, pada Rabu (31/1), di Rumah Koalisi Perubahan di Jakarta Selatan. Belakangan diketahui, Suroto bukanlah anggota Timnas AMIN.
Waktu itu, Suroto menilai nasib koperasi di Tanah Air terus dipermainkan dari satu pemerintahan ke pemerintahan berikutnya. Makanya ia berargumen, dengan cara mengkoperasikan BUMN yang ada di Indonesia, maka perekonomian nasional bisa meningkat.
"Sungguh ironis pandangan seperti itu. Jika ingin dibubarkan dan diganti dengan koperasi, maka sama saja memunculkan pengangguran baru di saat semua orang butuh lapangan pekerjaan," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu silam.
Ia menyampaikan para pegawai BUMN telah membuktikan diri sebagai agen perubahan dalam pembangunan ekonomi Indonesia yang saat ini pertumbuhannya mencapai 5 persen.
Menurutnya seluruh korporasi milik negara pada tahun 2023 telah menghasilkan deviden terbesar dalam sejarah di Indonesia, yakni sebesar Rp 82,1 triliun. Sehingga keuntungan yang didapat dari BUMN telah menjadi pondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.
"Jika dinilai ada kekurangan, memang tidak ada yang sempurna. Tapi kita lihat hasilnya hari ini sudah terbukti bagaimana BUMN itu bisa untung Rp 250 triliun, sudah memberikan kontribusi besar, kepada negara yang dipakai untuk program-program yang sedang dilakukan pemerintah, seperti program kesehatan, pangan," ujarnya.