Megawati Ajak Semua Negara Bantu Perdamaian Korut-Korsel

Jakarta, era.id - Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri mengajak seluruh negara membantu proses perdamaian Korea Selatan dan Utara. Dia menganggap Korea sebagai the peninsula of the sovereignty of Asian nation. 

Bahkan, Ketua Umum PDI Perjuangan ini mengaku sempat terharu saat 27 April lalu pemimpin Korea Selatan dan Korea Utara sepakat menandatangani Deklarasi Panmunjon demi perdamaian, kemakmuran, dan persatuan Semenanjung Korea. Sejarah ini dianggapnya bukan hanya untuk Korea saja, tapi untuk semua Asia.

"Bagi saya, Semenanjung Korea adalah semenanjung kedaulatan bangsa Asia," kata Megawati dalam forum Internasional The Kor-Asia Forum 2018 di Seoul, Korea Selatan. Rabu (7/11/2018).

Setelah perdamaian telah tercapai, kini, tugas Asia adalah mengawal dan mengisi perdamaian dan dilakukan tanpa membatasi diri pada hal yang terjadi di benua Asia. Ini berdasarkan kesadaran, bahwa semua negara di dunia bergantung satu sama lain.

"Tak ada lagi negara dan bangsa dapat mengucilkan diri dari bangsa-bangsa lain. Urusan dan masalah dunia adalah juga urusan dan masalah Asia. Masa depan Asia bergantung pada pemecahan masalah internasional yang multidimensi," kata Megawati.

Oleh karena itu, Megawati mengatakan, perdamaian di semenanjung Korea itu seharusnya jadi simbol persatuan bagi bangsa di Asia yang bersatu. Tak hanya itu, perdamaian di Asia-Afrika juga perlu dijaga.

Sebab, menurut Mega, Asia-Afrika bisa bersatu karena tak sepakat dengan rasisme, terorisme, radikalisme, perdagangan manusia dan narkotika. Asia-Afrika bersatu untuk menentang kejahatan moneter internasional.

Selain itu, Asia-Afrika juga akan memperkuat persatuan demi menghadapi dan mencari solusi bagi perubahan iklim secara global dan isu lingkungan lainnya.

"Terima kasih para pemimpin dan rakyat Korea Utara dan Korea Selatan. Anda sekalian telah menginspirasi Asia-Afrika dan dunia bahwa ada tugas lebih besar yang lebih penting dari memupuk perdamaian," ungkap Mega.

Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri menjadi pembicara dalam forum internasional The KOR-ASIA Forum 2018 di Seoul, Korea Selatan. (Foto: Istimewa)

Peran Indonesia

Dalam kesempatan ini, Megawati bercerita tentang pengalamannya terkait upaya Indonesia mendamaikan kedua negara itu. Termasuk pada tahun 1965, saat itu dirinya yang masih belia, diajak oleh Presiden RI Pertama Soekarno yang merupakan ayahnya untuk bertemu Kim Il Sung. 

Kim Il Sung merupakan pendiri negara Korea Utara. Saat itu, Megawati berusia 18 tahun. Sementara anak Kim Il Sung, Kim Jong Il masih berusia 23 tahun. Saat itu mereka semua pergi ke Kebum Raya Bogor dan di sana, Bung Karno memberikan bunga asli Indonesia sebuah anggrek berwarna ungu. Bunga itu kemudian dinamakan Kimilsungia oleh Bung Karno, dan jadi bunga negara Korea Utara.

Saat itu, menurut Megawati, Bung Karno juga berpesan padanya untuk berjuang mendamaikan dua negara di semenanjung Korea tersebut.

"Rangkullah jalan damai, pegang teguh ideologi Pancasila yang akan membimbingmu menuju jalan damai. Jalan ini akan membawamu kepada para pemimpin dan orang-orang dari kedua negara yang sama-sama berjuang untuk perdamaian dan kedaulatan Korea," ujar Megawati mengutip pernyataan Soekarno.

Dia kemudian menjelaskan satu persatu prinsip dari lima sila di Pancasila, yaitu Ketuhanan, Nasionalisme, Internasionalisme, Demokrasi, dan Keadilan Sosial. Pancasila inilah yang menjadi alasan saat dirinya diterima oleh Presiden Korea Utara Kim Jong Il pada tahun 2002. Saat itu Mega yang menjabat sebagai Presiden RI menyampaikan pesan dari Presiden Korea Selatan, Kim Dae-Jung yang ingin menyambung pembicaraan soal perdamaian yang terhenti.

"Saya sampaikan juga perdamian di Semenanjung Korea itu krusial untuk menjaga stabilitas di Asia Pasifik," kata Mega.

Upaya itu juga disebut sempat tertahan karena dirinya tak lagi jadi presiden di tahun 2004. Tapi, Megawati tetap saja membantu upaya perdamaian tersebut. Hingga, 2017 Presiden Korsel Moon Jae-in meminta dirinya jadi bagian juru damai untuk Semenanjung Korea meski banyak yang meragukan perdamaian tersebut.

"Mereka tidak ingin permusuhan dan kebencian diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Orang-orang yang menginginkan bahwa keputusan, sehubungan dengan Semenanjung Korea dibuat atas nama kepentingan dan kelangsungan hidup mereka," ujarnya.

"Saya Megawati Soekarnoputri, mewakili rakyat Indonesia, selalu dan selalu akan menjadi bagian dari perdamaian di semenanjung Korea. Semenanjung Korea, semenanjung di mana sayap-sayap perdamaian Asia diterbangkan ke segenap penjuru dunia," tambah dia.

Tag: megawati soekarnoputri