Bacakan Puisi di Kampanye Ganjar-Mahfud, Butet Sindir Penculikan Wiji Thukul

ERA.id - Seniman dan budayawan Butet Kertaradjasa hadir dalam kampanye akbar pasangan calon (paslon) nomor 03 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Benteng Vastenburg, Solo, Sabtu (10/2/2023). Butet naik ke atas panggung untuk membacakan puisi karya Wiji Thukul bersama putri Wiji Thukul, Fitri Nganthi Wani. 

Sebelum Butet membacakan puisi, ia mengatakan bahwa dalam penampilannya tersebut Butet tidak akan misuh atau berkata kasar. ”Ora oleh misuh, mesakne polisi ndak kakeyan gaweyan (nggak boleh berkata kasar, kasihan polisi, nanti banyak kerjaan),” kata Butet. 

Butet menyatakan bahwa pisuhan yang ia lontarkan adalah tanda sayang. ”Bagi saya, kalau saya mengatakan piye su, artinya aku cinta padamu,” katanya. 

Butet juga mengatakan bahwa Solo ini kota yang bersejarah. Sebab Solo yang berkontribusi dalam menumbangkan orde baru. 

”Kalian masih ingat persekutuan PDI dan PPP waktu itu, Mega Bintang, kekuatan yang dahsyat dari Solo. Maka aku datang ke sini (Solo) dengan cinta,” katanya. 

Butet juga mengatakan bahwa dari Solo ini lahir seorang penyair besar yang menjadi martir lahirnya demokrasi di Indonesia. ”Sahabatku Wiji Thukul. Wiji Thukul yang diculik dan yang menculik mencapreskan. Hingga saat ini kita tidak tahu di mana kuburnya, bagaimana nasibnya. Kita tidak tahu,” kata Butet. 

Dalam penampilannya, Butet ditemani putri sulung Wiji Thukul Fitri Nganthi Wani. Fitri membacakan puisi ayahnya yang berjudul Peringatan. Sementara Butet juga membawakan puisi karya Wiji Thukul berjudul Sajak Suara.