Jokowi Minta Timsesnya Door to Door ke Masyarakat
Ia mencontohkan saat dirinya menjadi calon Wali Kota Solo pada tahun 2004 silam. Saat itu ia menjalankan kampanye dengan pola dari pintu ke pintu langsung menemui masyarakat untuk menjelaskan apa saja yang akan ia lakukan. Padahal saat itu, ia harus melawan calon incumbent.
Jokowi menambahkan, saat bersalaman dengan rakyat dirinya tahu siapa rakyat yang mendukungnya ataupun tak mendukungnya.
"Setelah ngomong-ngomong, pas nyalami sambil ngitung. Oh dukung. Nyalaminya kok, oh enggak, enggak dukung. Sampai sekarang saya tahu, waktu nyalami itu dukung atau tidak," kata Jokowi dalam acara pembekalan caleg DPR RI Partai Hanura di Hotel Discovery Ancol, Jakarta Utara, Rabu (7/11/2018).
Dengan berbekal pengamatannya itu, Jokowi menyebut jika ada keraguan dari rakyat, maka ia bisa kembali lagi ke tempat dimana masyarakat berkumpul. Hal itulah yang membuat dirinya meminta agar tim pemenangannya juga melakukan strategi tersebut.
"Kalau ragu, besok saya balik lagi. Ini lah pentingnya door to door. Oleh karena itu kita gunakan pendekatan dari pintu ke pintu untuk mencuri hati rakyat," ungkap mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Pasangan cawapres Ma'ruf Amin ini juga menyebut, tak semua masyarakat percaya dengan sosial media ataupun pemberitaan yang masif di media. Sehingga, gerakan ini memang sangat dibutuhkan untuk menyambut Pilpres 2019.
Tak hanya itu, Jokowi juga meminta agar pendukungnya tak mudah terpengaruh dengan hasil survei yang menyebut elektabilitas dirinya mengungguli paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga. "Kita tahu ada masyarakat yang tidak terjamah FB, IG, dan Twitter. Banyak masyarakat yang tidak percaya," ungkap Jokowi.
"Glamornya pemberitaan di media tidak menjamin kota mendapatkan kepercayaan dari rakyat. Penting kita door to door jangan. Kita silau dengan survei dengan berita. Pengalaman saya di Solo," tutupnya.