Islamophobia Meningkat Tajam di Jerman

Jakarta, era.id - Praduga terhadap orang muslim di Jerman meningkat tajam. Kesimpulan ini tergambar lewat studi yang dilakukan Leipzig University. Penelitian ini juga mengungkap kekhawatiran warga Jerman terhadap isu imigran di negara mereka.

Menurut penelitian ini, banyaknya jumlah imigran dan pencari suaka di Jerman berdampak pada 55 persen warga Jerman yang mengaku merasakan menjadi orang asing di negara sendiri.

Pada tahun 2010 lalu, sebelum krisis pengungsi, 33 persen responden memiliki pandangan seperti itu. Penelitian ini juga mengungkapkan, bahwa kebencian terhadap orang asing menjadi tersebar semakin luas di seluruh bagian Jerman.

Dari 36 persen orang yang dimintai tanggapan soal pesatnya imigran mengatakan, mereka menganggap bahwa Jerman secara berbahaya dipenuhi orang asing.

Sebagian dari responden ini juga menyatakan kekhawatiran soal perebutan lapangan kerja di negeri mereka. Parahnya, sebagian dari mereka menghendaki untuk mengembalikan para imigran kembali ke negara asal mereka andai serapan lapangan kerja di Jerman menipis. Demikian dilaporkan Anadolu, Kamis (8/11/2018).

Profesor Elmar Braehler, yang melakukan penelitian itu bersama dengan Dr. Oliver Decker mengatakan, xenophobia dan praduga buruk terhadap orang Muslim menyulut lonjakan partai sayap kanan-jauh Alternative for Germany (AfD).

"Rakyat yang memiliki pandangan kanan-jauh sekarang berpaling dari Uni Kristen Demokrat dan Partai Sosial Demokrat dan menemukan rumah baru di AfD," katanya.

AfD yang mengesahkan retorika terbuka anti-Islam berkilah bahwa negeri itu "berada di bawah ancaman Islamisasi", terutama setelah hampir satu juta pengungsi --kebanyakan dari Suriah dan Irak-- tiba di negeri tersebut sejak 2015.

Selama beberapa tahun belakangan, Jerman memang tengah mengalami gejolak peningkatan islamophobia dan kebencian terhadap imigran akibat propaganda dari partai sayap kanan-jauh dan populis yang telah memanfaatkan ketakutan akibat terorisme dan krisis pengungsi.

Jerman merupakan negara dengan lebih dari 81 juta warga. Negara ini juga memiliki warga Muslim paling banyak kedua di Eropa Barat setelah Prancis. Di antara hampir 4,7 juta orang Muslim di negeri itu, tiga juta berasal dari Turki.

Tag: hari perempuan internasional