Pemprov NTT Mulai Terapkan Program Makan Siang Gratis Bagi Pelajar SMA

ERA.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai memberikan makan siang gratis kepada para pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Sekolah Luar Biasa (SLB) di provinsi berbasis kepulauan itu.

"Kami baru luncurkan pada Senin beberapa hari lalu di Kabupaten Kupang, tepatnya di SMA Negeri 1 Amarasi Barat," kata Kadis Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi saat ditemui di ruangannya, Kamis (22/2/2024), dikutip dari Antara.

Dia mengatakan bahwa program makan siang gratis itu juga diberikan kepada guru serta para pegawai di sekolah.

Menurut Linus, program itu mendapat respons baik dari sejumlah SMA sederajat di NTT, sehingga beberapa sekolah juga setuju menerapkan program yang disebutnya sebagai proyek rintisan untuk memberantas masalah kemiskinan ekstrem serta masalah stunting yang ada di NTT.

Dia mengaku beberapa kepala sekolah di NTT telah menelepon dirinya. Kabupaten Kupang, Pulau Sumba, Manggarai, dan beberapa pulau lainnya menyatakan siap menerapkan program itu dengan makanan pangan lokal.

Mantan Kepala Badan Perbatasan NTT itu mengatakan bahwa pemberian makan siang gratis itu tidak sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah NTT, tetapi kolaborasi antara pemerintah daerah, orang tua, komite sekolah, dan juga para siswa di sekolah masing-masing.

"Jadi makan siang gratis bagi pelajar dan guru dan pegawai ini bahan makanannya adalah memanfaatkan menu lokal yang ada di daerah kita, mulai dari jagung, ubi, dan lauk pauk dari laut, dan lainnya sesuai dengan arahan dari Bapak Penjabat Gubernur NTT pada akhir Januari lalu. Jadi memang memanfaatkan pangan lokal," ujar dia.

Penerapan makan siang gratis itu juga langkah awal yang dilakukan oleh pemerintah setempat untuk mengantisipasi jika ada program makan siang gratis dari pemerintah pusat.

NTT sendiri, lanjutnya, ingin menunjukkan bahwa tidak sulit melakukan program tersebut jika berkolaborasi dengan sekolah, komite sekolah, dan para murid.

"Jadi inikan baru awal, tentunya pasti ada kekurangan yang ditemukan, nanti akan kita evaluasi dan perbaiki sebagai persiapan jika program ini benar-benar jalan secara nasional," ujar dia.