Hamil di Atas Usia 35 Tahun Termasuk Berisiko, Benarkah?
ERA.id - Kehamilan perempuan di atas usia 35 tahun ke atas termasuk kehamilan berisiko. Dokter menyebut risikonya pada kesehatan terbilang tinggi untuk sang ibu dan janin yang dikandung.
“Hamil di atas usia 35 tahun berdasarkan epidomologi berisiko tinggi. Risikonya besar baik untuk ibu maupun janin,” ungkap dokter spesialis kebidanan dan kandungan RSPI, Novan Satya Pamungkas, saat ditemui di kawasan Pakubuwono, Jakarta Selatan, pada Selasa (20/2/2024).
Kehamilan berisiko tinggi bisa menyebabkan sang ibu dan janin mengalami kematian. Risiko tersebut dapat terjadi bagi siapa pun yang hamil di atas usia 35 tahun, meskipun tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya.
Hal ini dikarenakan ketika usia bertambah, sel telur dan keadaan tubuh berubah. Terjadi penurunan yang bisa mempengaruhi kemampuan sang ibu untuk menopang janin selama mengandung.
"Saat usia bertambah, hormon, sel-sel, otot juga semua berubah. Kemampuannya mengalami penurunan seiring waktu. Semua ini tentu berpengaruh terhadap kehamilan. Jadi, walau tidak ada penyakit bawaan, si ibu tetap berisiko hamil saat usia 35 tahun,” jelas Dokter Novan.
Sel telur perempuan kualitas dan jumlahnya akan berkurang seiring bertambahnya usia. Kualitas sel telur yang menurun akan menghasilkan pembuahan yang kurang baik.
"Awal lahir (perempuan), sel telur itu misalnya 1 juta. Selama dalam usia reproduksi, sel telur akan terbuang seiring siklus haid, akan keluar, mati. Saat usia 35 tahun kualitas dan kuantitas akan menurun. Karena produk sel telur sudah menurun, tidak baik, akan menghasilkan produk konsepsi dan hasilnya kurang baik,” pungkas Dokter Novan.