Milenial dan Gen Z Lebih Boros Gara-gara Pergaulan, Ini Tipsnya untuk Menghemat Pengeluaran

ERA.id - Kondisi keuangan generasi muda seperti Milenial dan Gen Z terbilang cukup boros karena pergaulan, kehidupan sosial serta gaya hidup yang tinggi.

Ketidakselarasan prioritas keuangan antara Gen Z dan milenial menyebabkan hancurnya persahabatan dan mendorong fenomena yang dikenal sebagai FOMO.

Menurut survei terbaru, lebih dari sepertiga (36 persen) Gen Z dan generasi milenial memiliki teman yang mendorong untuk mengeluarkan uang terlalu banyak.

Hal ini dapat berdampak besar pada hubungan persahabatan. 

Dilansir dari laman Marie Claire, gambaran keuangan secara keseluruhan dapat membuat kemajuan dalam mencapai tujuan keuangan.

Lantas apa masalah terbesar terkait belanja FOMO, dan bagaimana cara mengatasinya? 

"Menghabiskan uang yang tidak kamu miliki untuk tetap terhubung dengan teman atau lebih buruk lagi," ujar Courtney Alev, pakar keuangan konsumen di Institute Credit Karma.

"Orang-orang berutang di pinjaman online. Mereka menghabiskan banyak uang untuk mendapatkan bunga dan memperpanjang waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan, tujuannya uang," lanjutnya.

Survei Institute Credit Karma menyebutkan, 76 persen Gen Z dan 69 persen generasi milenial terlilit utang akibat perilaku FOMO, yang merupakan konsekuensi berbahaya.

Alev mengatakan, bersikaplah terbuka dan jujur ​​tentang situasi keuangan. Bukan rahasia lagi kalau membicarakan uang bisa jadi terasa canggung, terutama dengan teman dan keluarga. Menurutnya, semua orang pernah mengalami hal tersebut.

Mereka lebih mudah menyimpan kekhawatiran diri sendiri ketika berada pada saat ini dan semua orang sedang bersenang-senang.

Namun untuk menghindari pengeluaran berlebihan atau kemungkinan membenci temannya. 

"Teman-teman lain mungkin merasakan hal yang sama denganmu dan menghargai kesempatan untuk menetapkan ekspektasi sebagai kelompok teman. Lebih baik melakukan percakapan ini sebelum makan malam bersama sekelompok teman, sehingga tidak mengeluarkan uang terlalu banyak atau merasa tertekan untuk membayar jumlah yang tidak disukai.

Selain itu, ia menyebut sebaiknya generasi Z dan Milenial memberikan batasan untuk diri sendiri. Selain membicarakan lebih banyak tentang uang, tidak masalah untuk melihat batasan pengeluaran. 

Misalnya, jika teman merencanakan perjalanan, beri tahu mereka jumlah maksimum yang ingin dibelanjakan sebelum mulai memesan penerbangan dan hotel. Saling berbagi anggaran dengan sekelompok teman dapat memudahkan teman jika ada yang kekurangan uang. 

Selain itu, generasi Z dan Milenial jangan takut untuk mengatakan tidak untuk boros. Memang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, namun cobalah untuk tidak merasa tertekan untuk ikut serta dalam tamasya mahal hanya karena teman menginginkannya. 

Pada akhirnya, yang lebih penting adalah melakukan yang terbaik bagi keuanganmu. Hal ini bertujuan untuk waktu dan pengalaman berkualitas daripada mengambil bagian dalam setiap acara yang mahal.

Selain itu, Alev menyarankan agar memasukkan kebutuhan kehidupan sosial dalam anggaran. Sebab, ini semua tentang keseimbangan. Kuncinya adalah menghindari mengeluarkan uang yang tidak dimiliki. 

Jika kamu dapat menyisihkan uang untuk hiburan dan perjalanan, tidak ada alasan mengapa kamu tidak dapat menikmati pengalaman tersebut secara berkala. Maka dari itu, lihat anggaran untuk melihat apa yang dapat dilakukan untuk menyisihkan uang dalam kategori hal menyenangkan. 

Ada baiknya juga untuk membuat rencana sejak awal sehingga dapat menghemat lebih banyak seiring berjalannya waktu.

Jika tidak yakin harus mulai membuat anggaran dari mana, sebaiknya alokasikan 50 persen pendapatan untuk kebutuhan (seperti sewa dan belanjaan), 20 persen untuk tujuan keuangan (seperti menabung dana darurat atau membayar utang), dan 30 persen lainnya untuk pengeluaran kesenangan.