Peluang Besar Emil Dardak jadi Menteri di Kabinet Transisi Prabowo-Gibran
ERA.id - Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, Emil Dardak dikatakan memiliki peluang besar menjadi menteri di kabinet transisi pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Hal tersebut dikatakan oleh pengamat politik Universitas Brawijaya, Verdy Firmantoro. Verdy menilai, posisi Emil sebagai juru bicara (jubir) Gibran saat kampanye Pilpres 2024 tampaknya semakin membuat namanya melambung di kancah politik nasional.
Bahkan, Emil Dardak disebut berpeluang tinggi masuk kabinet di tengah masa transisi pemerintahan Jokowi ke Prabowo seperti halnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Dalam konteks posisi, istilahnya kolaborasi di kabinet, peluang Emil masuk kabinet sangat terbuka ya. Jadi peluang itu sebenarnya memang sangat terbuka ya,” ujarnya, Minggu 3 Maret 2024, seperti dikutip VOI.ID.
Dia mengungkapkan, ada tiga hal yang dipertimbangkan terkait seseorang layak masuk kabinet atau tidak, yakni kapasitas, kolaborasi, dan peta koalisi, dan Emil disebut memenuhi ketiga kriteria itu.
“Dia jelas pernah memiliki profesional ekonomi, kemudian pernah menjadi bupati Trenggalek, dia pernah menjadi wakil gubernur Jawa Timur. Minimal capacity itu sudah diuji dalam ruang publik,” tuturnya.
Dalam hal kolaborasi untuk menguji seseorang mampu beradaptasi dan bersinergi, Emil juga memiliki potensi tersebut. Sementara untuk faktor peta koalisi, sejauh ini Demokrat turut membantu kemenangan Prabowo-Gibran, terutama di Jatim di mana kawasan Mataraman menjadi salah satu kantong suara partai berlogo bintang Mercy tersebut.
“Selain itu, masuknya AHY menunjukkan bahwa Demokrat betul-betul menjadi bagian dari pemerintah saat ini maupun transisi ke pemerintahan berikutnya,” imbuhnya.
Lanjut Verdy, segala kemungkinan bisa terjadi di politik. Dari tiga poin di atas, Emil dianggap layak untuk menjadi menteri, bahkan di masa transisi sebelum adanya pemerintahan baru setelah Jokowi. Emil bisa saja dimasukkan sebagai posisi Wakil Menteri (Wamen).
“Artinya begini, sejauh mana penetrasi Mas Emil bergerilya masuk ke istana. Yang kedua adalah penetrasi Demokrat untuk betul-betul punya komitmen strategis. Yang ketiga adalah perlu ada kelompok baik yang betul-betul mendukung Emil perlu masuk ke ruang kabinet itu,” paparnya.