Masyarakat Masih Keluhkan Harga Beras Tinggi, Jokowi: Cek ke Lapangan Sendiri, Jangan Tanya ke Saya!

ERA.id - Presiden Joko Widodo lagi-lagi meminta masyarakat mengecek sendiri harga beras di pasar induk, seperti di Pasar Induk Cipinang atau Pasar Johar yang merupakan pasar beras.

Saran itu disampaikan untuk merespons keluhan masyarakat terkait tingginya harga beras di pasaran.

"Tolong (masyarakat) berbondong-bondong ke pasar induk beras Cipinang dan juga ke Pasar beras Johar di Karawang, sudah mulai turun," kata Jokowi dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (4/3/2024).

DIa mengatakan, harga beras di Pasar Cipinang maupun Pasar Johar mungkin tidak merepresentasikan harga beras secara nasional. Namun dia memastikan harganya sudah mulai turun.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu menambahkan, masyarakat harus mandiri mengecek harga beras di pasaran, jangan hanya mengeluh dan bertanya kepadanya.

"Coba dicek semua. Dicek langsung, jangan tanya ke saya, meski saya tahu tiap hari itu harga naik turun, saya tahu. Jangan terus ditanyakan ke saya, cek ke lapangan sendiri, berbondong-bondong ke sana," ucap Jokowi.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut, ada 10 provinsi di Indonesia yang memiliki potensi luas panen yang cukup besar pada tahun 2024.

10 provinsi itu diklaim bakal jadi penghasil atau produsen beras tertinggi dan mampu menjadi penyangga pangan nasional.

"Berdasarkan data Kerangka Sampel Area atau KSA Badan Pusat Statistik yang kami terima, itu menyebut 10 provinsi sebagai penghasil produsen beras nasional tertinggi dengan memiliki potensi luas panen yang cukup besar pada tahun 2024,” kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi dikutip dari Antara, Sabtu (2/3).

Adapun 10 provinsi yang dimaksud yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Aceh, Lampung, Nusa Tenggara Barat dan Provinsi Banten.

Menurut Suwandi, berdasarkan hasil pengamatan KSA BPS, pada Januari 2024 potensi produksi beras nasional pada Maret diperkirakan mencapai 3,54 juta ton yang tersebar di 10 provinsi tersebut.

“Kementerian Pertanian saat ini terus memperkuat peningkatan luas lahan melalui optimasi rawa yang dilakukan di sejumlah daerah serta melibatkan semua stakeholder guna menggenjot produksi di semua daerah,” ujarnya.