Terbiasa Konsumsi Minuman Manis, Ini yang Membuat Produsen Sulit Pasarkan Produk Rendah Kalori
ERA.id - Makanan dan minuman manis yang mengandung gula tinggi berisiko menimbulkan penyakit obesitas dan diabetes jika dikonsumsi berlebihan. Meski demikian, faktanya masyarakat Indonesia hingga kini masih terbiasa mengonsumsi minuman manis.
Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM), Triyono Prijosoesilo menjelaskan bahwa pengusaha minuman ringan sudah berinvasi mengurangi produk yang mengandung gula tinggi. Termasuk juga memproduksi aneka jenis minuman rendah kalori.
"Kami terus melakukan produksi rendah kalori atau zero kalori. Kalau teman-teman lihat di supermarket sudah ada dari teh, minuman berkarbonasi, dan sebagainya," kata Triyono saat konferensi pers di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, pada Rabu (13/3/2024).
Namun, minuman rendah kalori tersebut tidak begitu laku di masyarakat Indonesia karena lebih memilih mengonsumsi makanan dengan tinggi gula. Hal ini memang sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia sejak lama.
"Faktanya minuman yang rendah kalori atau low kalori secara volume belum terlalu besar, karena memang disampaikan orang Indonesia suka manis," tuturnya.
Dengan fakta tersebut, pelaku industri akhirnya kesulitan memasarkan produk minuman kemasan yang kalori rendah. Permasalahan ini juga tidak mudah diatasi karena harus menghadapi kebiasaan dari masyarakat yang sudah berlangsung sejak dahulu.
"Kami perlu waktu untuk mengubah habit (kebiasaan) ini masyarakat suka minuman manis. Proses mengubah habit orang butuh waktu lima sampai sepuluh tahun, yang juga perlu dukungan," pungkas Triyono.