Tawuran Dekat Rumah JK di Makassar, Satu Motor Dibakar, TNI-Polisi Terpaksa Menembak

ERA.id - Tawuran antarkelompok hingga berujung pembakaran satu unit motor matic, terjadi di Jalan Haji Bau, dekat rumah pribadi Wakil Presiden ke-10 dan 12 HM, Jusuf Kalla, di Makassar, Sulawesi Selatan pada Ahad (17/3) dini hari.

Kelompok ini saling serang dengan melempar batu hingga menggunakan panah. dan membuat aparat dari TNI dan Polri menembak berulang kali untuk membubarkan tawuran itu, sebab sudah ada yang membakar motor hingga hangus.

Selain itu, ada dua orang terduga pelaku tawuran nyaris tewas dipukuli bahkan disandera pihak lawannya. Beruntung, keduanya berhasil dievakuasi petugas lalu diamankan di Polsek Mariso untuk diminta keterangannya.

Dugaan sementara adanya ketersinggungan kedua kelompok pemuda itu karena pemicu suara knalpot brong saat konvoi di jalan waktu sahur.

"Kronologi kejadian masih kita dalami, kita masih periksa saksi-saksi termasuk juga nanti kita cek CCTV di sekitar TKP (Tempat Kejadian Perkara). Kita dapat CCTV yang jalur utama sampai ke dalam agar ketemu fakta sebenarnya apa yang terjadi," kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, Kompol Devi Sujana, Ahad kemarin.

Sejauh ini tim masih mengumpulkan sejumlah bukti termasuk rekaman video pengawas untuk diketahui siapa saja pihak yang bertahan maupun siapa duluan menyerang saat kejadian subuh kemarin, masih dalam proses penyelidikan.

"Yang bisa kita lakukan adalah pendekatan preventifnya seperti apa untuk ke depannya. Soal motor terbakar, tadi ada keributan. Ada motor dari pihak luar yang dibakar pihak lain. Tapi penyebab dan kronologis nanti kita lakukan pendalaman," papar Devi.

Mengenai hasil pemeriksaan di lapangan siapa saja yang terlibat, kata dia, akan disampaikan setelah proses penyelidikan rampung. Saat ditanyakan apakah tawuran itu pemicunya adalah kegiatan 'Sahur on The Road', kata Devi masih diselidiki.

"Kita lakukan penyelidikan lagi, nanti kita sampaikan lebih jelasnya. Untuk terduga pelaku sudah diamankan dua orang saat kejadian. Tentunya kami dari Satreskrim di bidang represif akan buka fakta sebenarnya," tutur dia menekankan.

Devi menegaskan, polisi akan melaksanakan penegakan hukum terhadap siapa saja yang salah dan Reskrim tetap melakukan upaya represif sebagai upaya pencegahan.

"Mengapa? Karena pendekatan hukum itu dari segi Reskrim adalah pencegahan terbaik dilakukan represif lebih dulu. Nanti kita koordinasi dengan Binmas, Intel, Sabhara maupun Polsek untuk preventifnya lebih lanjut," ujarnya menjelaskan.

Untuk eskalasi pengamanan usai kejadian tersebut, pihaknya segera me-monitoring dan sesuai yang diperintahkan Kapolres maupun Kapolda Sulsel bahwa kegiatan Sahur on The Road (membagikan sahur di jalan) dilarang.

"Jadi laksanakan kegiatan sahur di rumah masing-masing, dan keluarga masing-masing," katanya menambahkan.