Sejumlah Anak di AS Terserang Penyakit Lumpuh
Dilansir dari TIME.com, Rabu (14/11/2018), jumlah pengidap penyakit tersebut, tahun ini, bisa melampaui wabah serupa pada tahun 2014 dan 2016. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS menyatakan, tahun ini, ada 90 kasus yang menyebar di antara 27 negara bagian.
Tidak jelas penyebab beberapa anak kehilangan kemampuan untuk menggerakan wajah, leher, punggung, lengan, atau kaki mereka ini. Gejala-gejala cenderung terjadi sekitar seminggu setelah anak-anak mengalami demam dan penyakit pernafasan.
Pejabat setempat menyatakan, kondisi ini dengan istilah mielitis flaksidis akut. Tidak ada yang meninggal akibat penyakit ini itu tahun ini, tetapi pejabat CDC mengatakan setidaknya separuh pasien tidak pulih dari kelumpuhan dan beberapa di antaranya mengalami komplikasi serius.
Ini bukan virus polio dan West Nile. Dokter menduga penyebabnya mungkin semacam enterovirus, yang pada kebanyakan orang menyebabkan gejala dingin. Namun pejabat CDC mengatakan itu masih belum bisa dipastikan.
Pejabat CDC mengatakan, gelombang misterius pertama kasus lumpuh pada tahun 2014 bertepatan dengan lonjakan yang lebih luas dalam penyakit yang terhubung ke enterovirus yang disebut EV-D68. Tapi tidak ada lonjakan seperti itu selama ombak tahun 2016 atau tahun ini.
Ada juga kurangnya bukti klinis: petugas CDC telah memeriksa cairan tulang belakang sekitar tiga perempat dari 90 pasien, dan menemukan EV-68 hanya satu. Tipe lain dari enterovirus yang disebut EV-A71 ditemukan hanya pada satu pasien lain.
"Tetapi ada pertanyaan tentang itu juga. Jika virus adalah penyebabnya, mungkin tes ini tidak cukup baik, atau kuman meninggalkan cairan tulang belakang pada saat tes diambil," kata Dr. Nancy Messonnier dari CDC. Mungkin juga virus ini bersembunyi di tempat lain di tubuh.
Ilustrasi (Pixabay)
"Atau mungkin penyakit yang melumpuhkan disebabkan oleh beberapa kuman baru yang tidak ada uji lab yang telah dikembangkan. Atau mungkin ada beberapa faktor predisposisi pada beberapa pasien yang menyebabkan sistem kekebalan mereka bereaksi sangat parah terhadap kuman atau pemicu lainnya sehingga respons imun menyebabkan kelumpuhan," kata pejabat CDC lainnya.
Orang tua dan beberapa ilmuwan keceewa karena tak bisa menelurusi penyyebab penyakit ini.
"Saya mengerti mengapa orang tua frustrasi. Saya frustasi. Saya juga ingin jawaban," kata Messonnier, yang mengawasi penyelidikan wabah ini.
Pejabat CDC telah berjanji untuk meminta para dokter untuk mencari kemungkinan kasus ini dan lebih teliti dengan meruut kasus-kasus sebelumnya sebagai petunjuk lanjuta.
Sekitar 120 kasus seperti ini dikonfirmasi pada tahun 2014, pertama kalinya gelombang tersebut terjadi. Lalu, sebanyak 149 lainnya dilaporkan pada tahun 2016. Pada tahun 2015 dan 2017, jumlah itu jauh lebih rendah.
Penyakit ini telah melonjak pada bulan September setiap tahun, ada gelombang dan berekor secara signifikan pada bulan November. Tetapi perlu waktu berminggu-minggu untuk menentukan kasus mana yang harus dihitung untuk dituntaskan. Kata pejabat CDC, lebih dari 160 kasus masih diselidiki, dan beberapa dari mereka mungkin bergabung dalam hitungan itu.