Vaksin Demam Berdarah Diberikan pada Usia Berapa?

ERA.id - Penyakit DBD atau demam berdarah dengue merupakan penyakit yang terjadi pada seseorang karena virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk betina dengan spesies Aedes Aegypti.

Penyakit DBD sering terjadi di wilayah yang memiliki iklim tropis dan subtropis. Sebagian orang yang terjangkit DBD memang tidak memperlihatkan gejala.

Namun, sebagiannya lagi dapat menyebabkan gejala demam tinggi, sakit badan, sakit kepala, mual, dan muncul ruam.  Untuk mencegah agar kita tidak terjangkit penyakit ini, kita dianjurkan untuk melakukan vaksin. Lantas vaksin demam berdarah bisa dilakukan pada usia berapa?

Persyaratan untuk menerima vaksin DBD

Salah satu cara untuk mencegah diri dari serangan penyakit DBD yaitu dengan mendapatkan vaksin DBD. Vaksin ini berguna untuk melindungi diri dari infeksi demam berdarah sekitar 60 hingga 80%.

Adapun vaksin demam berdarah yang sudah tersedia di Indonesia adalah Tetravalent Dengue Vaccine (TDV). TDV mengandung virus dengue 1 hingga 4 yang dilemahkan.

Apa saja kondisi serta syarat yang harus dipenuhi untuk menerima vaksin DBD? Simak ulasannya di bawah ini.

Petugas melakukan fogging atau pengasapan di kawasan Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu (9/4/2022). (Antara/Aprillio Akbar)

Umur 6 tahun hingga 45 tahun

Vaksin DBD jenis TDV ini bisa diberikan oleh individu dengan usia mulai dari 6 tahun hingga 45 tahun. Pada dasarnya, vaksin DBD ini bisa diberikan untuk pasien dengan usia hingga 60 tahun di beberapa negara. Namun, di Indonesia sendiri BPOM telah bersepakat bahwa vaksin ini hanya diberikan untuk orang-orang usia 0-45 tahun.

Belum atau sudah pernah sakit demam berdarah

Umumnya, vaksin DBD diberikan untuk individu yang memang pernah terinfeksi demam berdarah sebelumnya. Namun, saat ini meskipun Anda belum pernah terinfeksi demam berdarah sebelumnya, Anda tetap bisa mendapatkan vaksin DBD jenis TDV.

Vaksin ini menjadi satu-satunya vaksin demam berdarah yang disetujui digunakan di Indonesia. Vaksin DBD ini digunakan pada individu terlepas dari paparan demam berdarah sebelumnya, dan tanpa membutuhkan pengujian pra-vaksinasi. Namun, meski demikian, penggunaan pada vaksin ini harus disesuaikan dengan rekomendasi resmi.

Tidak mempunyai masalah pada sistem imun

Namun, hal yang harus diketahui, pelaksanaan vaksinasi harus ditunda jika Anda mengalami demam parah yang akut.

Selain itu, vaksin DBD tidak disarankan bagi orang yang mempunyai gangguan sistem imun, atau daya tahan tubuh yang lemah.

Mereka yang sedang mengonsumsi obat-obatan penekan sistem kekebalan tubuh, juga tidak disarankan menerima vaksin ini.

Efek samping setelah menerima vaksin

Setelah mendapatkan vaksin DBD, kemungkinan Anda akan mengalami beberapa efek samping, antara lain:

  • Efek samping yang paling umum terjadi di antaranya nyeri, gatal, atau nyeri di tempat suntikan, kurang energi, sakit kepala, dan merasa tidak nyaman. Efek samping ini merupakan tanda normal bahwa tubuh tengah membangun sistem imun, dan dalam beberapa hari efek sampingnya akan hilang.
  • Jika Anda merasakan pusing, atau mengalami perubahan penglihatan, atau telinga berdenging, sebaiknya segera konfirmasi kepada tim medis. Kecil kemungkinan vaksin menimbulkan reaksi alergi parah, cedera serius lainnya, atau kematian.

Selain itu, ada juga efek samping yang bisa terjadi, tetapi jarang dialami yaitu:

  • Memar ungu tua.
  • Sakit perut.
  • Kumpulan darah di bawah kulit.
  • Muntah.

Demikianlah ulasan tentang pemberian vaksin demam berdarah, semoga informasi ini bermanfaat.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…