140 Remaja yang Konvoi Modus Bagi Takjil Ditangkap di Jakpus, 2 Positif Narkoba

ERA.id - Polisi menangkap 140 remaja yang melakukan konvoi dengan dalih berbagi takjil di kawasan Jakarta Pusat (Jakpus) pada Selasa (2/4/2024) hari ini.

"Mengamankan 140 pelajar dari empat lokasi yang sering dijadikan ajang keributan dan konvoi di wilayah Polres Metro Jakarta Pusat," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan, Selasa (2/4/2024).

Ratusan remaja ini diamankan dari patroli yang dilakukan di Flyover Roxy, Sawah Besar, traffic light Carolus, Senen, Bundaran Hotel Indonesia (HI), Menteng, dan Jalan HBR Motik, Kemayoran.

Mereka semua diamankan karena selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar. Banyak dari remaja yang konvoi dengan dalih berbagi takjil ini juga sering menutup jalan sambil berteriak-teriak menyalakan petasan. 

Polisi turut mengamankan 73 motor yang tidak dilengkapi surat-surat kendaraan, 26 buah petasan, dan 18 buah bendera.

"Dua orang tes urine positif atas nama DA (16) dan MAK (22) diduga menggunakan sabu mengandung zat metamfetamin diamankan," tambahnya.

Para remaja itu diamankan untuk diproses lebih lanjut. Mantan Kapolres Bogor Kota ini menyebut pihaknya akan terus menindak para remaja yang konvoi di jalan. Sebab, kegiatan mereka bisa menimbulkan tawuran dan mengganggu ketertiban umum.

"Para orang tua agar memperhatikan dan mengarahkan anaknya jangan sampai salah pergaulan yang dapat merusak masa depan. Saya berharap wilayah Jakarta Pusat aman dan bebas dari segala gangguan kamtibmas," ujarnya.

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto mengungkapkan para remaja mau ikut tawuran karena merasa mendapat kebanggaan jika terlibat keributan.

"Kalau saya lihat memang perilaku anak muda ini, ada namanya kebanggaan yang luar biasa. Itu di mana-mana seperti itu, mau saya SMP berapa, saya SMA berapa, saya hebat saya ini," kata Karyoto di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (1/4).

Jenderal bintang dua Polri ini menambahkan para pelajar kebanyakan ikut tawuran usai janjian dari media sosial. Selain karena kesepakatan, juga disebabkan saling ejek antarpelajar.

Karyoto menyebut pihaknya akan melakukan patroli rutin untuk mencegah terjadinya tawuran di Jakarta. Meski begitu, dia menerangkan peran serta orang tua juga dibutuhkan agar anak-anaknya tidak ikut tawuran.

"Kita bertekad untuk zero accident, mudah-mudahan bisa kita realisasi," ucapnya.