Besok Kubu Prabowo-Gibran Bawa 14 Saksi dan Ahli di Sidang Sengketa Pilpres 2024

ERA.id - Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran, Yusril Ihza Mahendra mengatakan, pihaknya bakal menghadirkan total 14 saksi dan ahli dalam sidang lanjutan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK) besok, Kamis (4/4).

Dia menyebut, para saksi dan ahli ini nantinya bakal membantah argumen yang diajukan oleh kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.

"Besok giliran kami yang akan menghadirkan ahli, kami akan menghadirkan 8 ahli, 6 saksi ke persidangan besok dan sekali lagi akan membantah, akan menolak seluruh bukti-bukti dan argumen yang diajukan oleh pemohon 1 dan pemohon 2," kata Yusril kepada wartawan, Rabu (3/4/2024).

Yusril mengaku, pihaknya optimis akan memenangkan sengketa ini. Apalagi, jelas dia, dari segi argumentasi hukum maupun bukti juga menguatkan posisi kubunya.

"Kami optimis bahwa persidangan ini berjalan baik dan InsyaAllah akan memenangkan kami sebagai kuasa hukum dari paslon nomor urut 2 dan pihak terkait dalam persidangan ini," ujar dia.

"Dan dari berbagai perkembangan yang terjadi sekarang semakin menguatkan keyakinan kami bahwa kami sebenarnya berada pada posisi yang kuat dari segi argumentasi hukum maupun dari bukti-bukti yang diajukan di persidangan ini," sambungnya.

Selain itu, Yusril menyebut, pihaknya juga merasa lebih senang lantaran MK bakal memanggil empat menteri kabinet Presiden Joko Widodo untuk memberi keterangan dalam persidangan pada Jumat (5/4).

"Kami sudah mendengar bahwa empat menteri akan hadir dalam sidang hari Jumat yang akan datang nanti kita akan lihat apa yang dinarasikan sekarang ini oleh pemohon 1 dan pemohon 2 justru akan berbalik dengan kehadiran menteri itu. Dan nanti kita lihat seperti apa ibu Risma menteri sosial yang selama ini mereka anggap tidak diberi kesempatan apa-apa," jelas Yusril.

"Saya kira ini persidangan yang menarik dan mudah-mudahan segala fakta segala kebenaran terungkap dalam persidangan ini dengan sejelas-jelasnya. Sehingga nanti rakyat akan menilai siapa yang punya bukti yang kuat siapa yang ngomong saja," imbuh dia.