Beda Sikap PDIP soal Rencana Pertemuan dengan Megawati: Keras ke Jokowi, Melunak ke Prabowo
ERA.id - PDI Perjuangan menunjukan sikap yang berbeda saat menanggapi rencana pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra yang juga calon presiden (capres) pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Prabowo Subianto hingga Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum PDIP yang juga Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri.
Partai berlambang banteng moncong putih itu tak terlalu terbuka dengan rencana Jokowi ingin bersilaturahmi dengan Megawati di tengah momen Idulfitri 1445 Hijriah. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, apabila sang kepala negara ingin menemui Megawati, maka harus lebih dulu bertemu dengan anak ranting partainya.
"Ya sebenarnya lebaran kan memang merupakan momentum untuk melakukan silaturahmi dan halalbihalal. Tapi dalam konteks terkait dengan Pak Jokowi, anak ranting (PDIP) mengatakan 'sebentar, tunggu dulu, biar bertemu dengan anak ranting dulu'," kata Hasto di kediaman Megawati di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/4/2024) malam.
Dia mengatakan, anak ranting PDIP merupakan salah satu benteng bagi Megawati. Terlebih, setelah proses Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang diwarani dengan kecurangan. Padahal, akar rumput PDIP mengharapkan momen pesta demokrasi bisa menjadi warisan terbaik Jokowi menjelang akhir masa jabatannya.
Namun yang terjadi justru penyalahgunaan kewenangan untuk memperpanjang kekuasaan. Bahkan Jokowi tidak segan melakukan nepotisme dengan merestui putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Bukan persoalan karena PDI Perjuangan-nya, tetapi lebih karena bagaimana Pemilu 2024, khususnya pilpres, yang didambakan menjadi legacy dari Presiden Jokowu, tapi ternyata justru merupakan puncak dari abuse of power dari presiden dan kemudian terjadi nepotisme untuk kepentingan memperpanjang kekuasaan," kata Hasto.
"Sehingga anak ranting, ranting, justru yang jadi benteng Ibu Mega agar tetap kokoh berdiri di dalam pengabdian mengawal demokrasi," imbuhnya.
Terkait dengan pernyataan Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana yang menyebut pihaknya sedang mencari waktu yang tepat untuk silaturahmi antara Jokowi dengan Megawati, Hasto enggan menanggapinya.
"Ya waktunya (untuk pertemuan Jokowi dan Megawati), tanyakan saja Pak Ari," ucapnya.
Sementara saat disinggung soal kabar rencana pertemuan Prabowo dengan Megawati, PDIP cukup melunak. Hasto memberi sinyal pelung kedua tokoh itu bertemu sangat terbuka.
Menurutnya, tidak ada persoalan pribadi antara Prabowo dan Megawati. Bahkan, jika melihat sejarahnya, hubungan kedua tokoh tersebut sama sekali tidak ada masalah.
"Yang penting tidak ada persoalan secara pribadi antara Ibu Mega dan Bapak Prabowo, mengingat secara kesejarahan tidak ada masalah," ucapnya.
Soal kapan pertemuan antara Prabowo dan Megawati teralisasi, dia hanya menegaskan bahwa partainya masih memprioritaskan penyelesaian sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK) dan gugatan pihaknya terkait kecurangan pemilu ke PTUN.
"Skala prioritas utama saat ini adalah mengawal seluruh proses di MK. Apalagi Ibu Mega juga mencermati begitu banyak amicus curie dan tulisan ibu Mega tentang sikap kenegarawanannya hakim MK, merupakan hal yang sangat dalam, berupa harapan dari beliau agar MK betul-betul dapat menjadi gerbang penjaga terakhir dari konstitusi dan demokrasi kita," paparnya.
Meski begitu, tak tertutup peluang antara Prabowo dan Megawati bertemu setelah seluruh tahapan gugatan baik di MK maupun PTUN rampung di proses.
"Sehingga tentu saja momentum kalau pertemuan setelah seluruh tahapan-tahapan itu dilakukan," ucap Hasto.
Sebelumnya, Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad merespon soal isu pertemuan antara capres pemenang Pilpres 2024, Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Menurut dia, pertemuan kedua tokoh itu kemungkinan bisa terjadi sebelum atau sesudah putusan sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Adapun sengketa itu diajukan oleh pasangan capres-cawapres Anies-Muhaimin dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Rencananya, putusan gugatan tersebut akan disampaikan MK pada 22 April.
“Ini kan MK juga tinggal beberapa hari lagi. Kita belum tahu apakah sebelum atau sesudah (putusan MK)," kata Dasco di rumah dinasnya, Jalan Denpasar, Jakarta Selatan, Kamis (11/4).
Dasco menjelaskan, kepastian soal waktu pertemuan Prabowo dan Megawati tergantung hasil komunikasi yang terjalin diantara kedua belah pihak. Wakil Ketua DPR ini mengeklaim, komunikasi partainya dengan PDIP terus dilakukan.
“Ya ini kan komunikasi-komunikasi jalan terus," ujar dia.