Pangeran Salman Otaki Pembunuhan Khashoggi
Kepada CNN, seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS) menjelaskan, kesimpulan yang pertama kali dicetus di internal CIA itu didasari pada sejumlah bukti kuat, termasuk rekaman suara pembunuhan Khashoggi yang dimiliki pemerintah Turki.
Selain itu, otoritas juga percaya operasi yang berakhir dengan kematian Khashoggi enggak mungkin terjadi tanpa sepengetahuan Mohammad bin Salman sebagai pemegang kendali pemerintahan.
Kesimpulan CIA ini pertama kali dilaporkan oleh The Washington Post. Para pejabat AS disebut-sebut memiliki keyakinan besar pada laporan CIA. Presiden Donald Trump, pada Sabtu pagi (17/11) mengaku belum mendapat arahan apapun soal kesimpulan CIA.
Trump bilang, dia akan segera bicara dengan agen dan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo. Yang jelas, sikap Trump sejauh ini masih sama, bahwa Arab Saudi masih sekutu kental dari AS.
"Pada saat ini, kami diberitahu bahwa (bin Salman) tidak memainkan peran ... Kita harus mencari tahu apa yang harus mereka katakan," kata Trump sesaat sebelum menaiki Air Foce One.
"Kami juga memiliki sekutu besar di Arab Saudi. Mereka memberi kami banyak pekerjaan, mereka memberi kami banyak bisnis, banyak pembangunan ekonomi," tambahnya.
Sementara itu, Wakil Presiden Mike Pence mengatakan, AS akan menahan semua yang t erlibat dalam pembunuhan Khashoggi. Pence juga mengatakan akan mempererat hubungan kuat dengan Arab Saudi di tengah proses investigasi ini.
"Pembunuhan Jamal Khashoggi adalah kekejaman. Itu juga merupakan penghinaan terhadap pers yang bebas dan independensi. Dan Amerika Serikat bertekad untuk meminta pertanggungjawaban semua orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu," kata Pence dalam kunjungan luar negeri ke Papua Baru, Guinea, Sabtu.
Rekaman CCTV konsulat Arab Saudi (Sumber: CNN)
Berbagai dugaan
Selain rekaman suara, intelijen AS juga menganalisa panggilan telepon saudara laki-laki Mohammad bin Salman, yakni Khalid. Lewat telepon, Khalid disebut-sebut mendorong Khashoggi untuk melakukan perjalanan ke konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki --tempat Khashoggi dihabisi-- untuk mendapat dokumen yang ia butuhkan.
Di Twitter, Khalid kemudian membantah laporan Washington Post tersebut. Menurutnya, komunikasi terakhir dengan Khashoggi ia lakukan melalui pesan teks pada bulan Oktober 2018 lalu.
"Saya tidak pernah berbicara dengannya melalui telepon dan tentu saja tidak pernah menyarankan dia pergi ke Turki untuk alasan apa pun. Saya meminta pemerintah AS untuk mengeluarkan informasi mengenai klaim ini," kata Khalid.
Laporan Washington Post lain yang diperiksa CIA adalah audio dari dalam konsulat Arab Saudi yang disediakan Turki serta panggilan telepon yang ditempatkan dari dalam konsulat setelah Khashoggi terbunuh.
Maher Mutreb, orang yang diduga sebagai salah satu hit squad yang membunuh Khashoggi disebut menempatkan panggilan telepon ke seorang pembantu utama untuk mengonfirmasi kepada Mohammad bin Salman bahwa pekerjaan kotor itu telah dilakukan.