Pesan Penting Sekda Sulsel Usai Longsor Bawa Luka dan Duka di Toraja

ERA.id - Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Muhammad Arsjad berduka cita atas peristiwa bencana tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Tana Toraja dan banjir di Kabupaten Luwu.

"Kita mengucapkan rasa duka dan belasungkawa yang mendalam atas musibah tanah longsor di Toraja maupun banjir di Luwu," ucapnya saat menjadi Inspektur Upacara dalam Apel Pagi perdana pasca cuti bersama memperingati Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, di Lapangan Upacara Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (16/4/2024).

Andi Arsjad tak luput berterima kasih kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Sosial, dan pihak lain yang telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah yang telah merespons cepat penanganan bencana di wilayah tersebut.

Tidak hanya itu, lanjutnya, Pj Gubernur Sulsel juga telah berkunjung ke lokasi bencana untuk melihat langsung kondisi wilayah yang terdampak bencana di dua daerah tersebut.

"Bapak Gubernur sendiri juga sudah berkunjung ke lokasi. Ini adalah bentuk contoh komitmen kita tentang kehadiran bernegara di saat masyarakat membutuhkan kita," ujarnya.

Peristiwa tersebut, menurut Andi Arsjad, menjadi pelajaran bagi semua masyarakat untuk bisa kembali lebih meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dengan menanam pohon.

Ia berharap para pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk bisa memberi contoh yang baik kepada masyarakat dengan turut berkontribusi terhadap lingkungan.

Sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam kesempatan terpisah mengumumkan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) korban tanah longsor yang melanda Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan secara resmi dihentikan.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa mengatakan, hal demikian dilakukan karena seluruh korban yang dilaporkan hilang dan terdampak akibat bencana tanah longsor sudah berhasil ditemukan dan teridentifikasi.

Pusdalops BNPB mendata total ada sebanyak 20 orang warga yang dilaporkan hilang itu yang semuanya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Masing-masing 16 korban merupakan warga Desa Manggau, Kecamatan Makale dan empat korban lain ditemukan di Desa Lembang Randan Baru, Kecamatan Makale Selatan.

"20 orang, terakhir pada Senin (15/4) ada dua korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale dan jenazahnya langsung disemayamkan di Rumah Sakit Lakipadada," ujarnya.

Selain korban yang hilang, tim operasi SAR gabungan sebelumnya juga berhasil mengevakuasi 77 orang warga sehingga selamat dari tanah longsor.

BNPB memastikan puluhan warga tersebut saat ini dalam kondisi aman dan tercukupi segala kebutuhan pokok di bawah pengawasan Pemerintah Tana Toraja dan otoritas gereja setempat.