Serangan Israel Terus Mengancam, sekolah TK Dibuka di Jalur Gaza
ERA.id - Sebuah taman kanak-kanak (TK) dibuka untuk pertama kalinya di Jalur Gaza utara di tengah serangan mematikan Israel yang berlangsung sejak tujuh bulan lalu.
TK Siraj Al-Aqsa dibuka di wilayah kantong Palestina itu, yang menjadi sasaran pertama bombardemen udara dan serangan darat Israel.
Anak-anak usia empat tahun ke atas saat ini belajar di sekolah itu, yang dijalankan oleh guru-guru sukarelawan. Mereka bermain dan belajar di tengah kelaparan, pengungsian, dan kehancuran di sekitar mereka.
TK tersebut juga memberikan bantuan psikologis kepada anak-anak sekolah yang berasal dari Kota Gaza dan wilayah utara lainnya.
“Anak-anak didik juga menjalani kegiatan yang menghibur dan dukungan psikologis untuk meringankan penderitaan yang mereka alami akibat perang,” ujar Ikram Hale, salah satu guru di TK itu kepada Anadolu.
"Meski banyak tantangan yang kami hadapi, tujuan kami adalah membangun generasi terdidik," lanjut Hale.
Salah seorang ibu dari siswa TK itu, Nesrin Abu Nahl, mengaku senang melihat anak-anak kembali ke sekolah "saat anak-anak mengalami masalah kejiwaan yang berat akibat serangan Israel yang terus berlangsung."
"Kami berusaha membentuk generasi terdidik. Anak-anak pada usia ini memerlukan pendidikan dan pengembangan," tambahnya.
Israel telah melancarkan serangan militer besar-besaran di Gaza sejak kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyerang Israel pada 7 Oktober, yang menewaskan kurang dari 1.200 orang.
Sebagai perbandingan, Israel telah membunuh lebih dari 34.600 warga Palestina dan melukai lebih dari 77.900 lainnya di tengah kehancuran massal dan kelangkaan barang kebutuhan pokok di Gaza.
Selama hampir tujuh bulan dibombardir Israel, sebagian besar wilayah itu hancur, sehingga 85 persen penduduknya mengungsi di tengah blokade Israel terhadap kiriman makanan, air bersih, dan obat-obatan yang menyengsarakan, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang lewat putusan sela pada Januari memerintahkan negara Yahudi itu untuk mencegah aksi genosida dan mengambil tindakan yang menjamin bantuan kemanusiaan dapat diberikan kepada warga sipil di Gaza.