Komnas Haji Minta Peristiwa di Muzdalifah 2023 Tidak Terulang Kembali Tahun Ini
ERA.id - Komnas Haji meminta penyelenggaraan ibadah haji agar peristiwa di Muzdalifah pada tahun 2023 tidak terulang kembali pada tahun ini.
Sebab, musim haji tahun ini tercatat sebagai misi haji terbesar dengan jumlah 241 ribu jemaah yang biasanya kuotanya sebebanyak 221 ribu. Terdiri dari 213.320 jemaah regular dan 27.680 jemaah haji khusus, dimana didalamnya terdapat 40 ribuan jemaah lansia.
"Tragedi di Muzdalifah pada tahun 2023 lalu yang membuat ribuan jemaah merana dan sengsara karena terpanggang terik matahari berjam-jam-jam dari pagi hingga siang hari bahkan menyebabkan sejumlah Jemaah meninggal tidak boleh terulang di tahun ini," kata Ketua Komnas Haji, Mustolih Siradj dalam keterangannya di Jakarta, Senin (6/5/2024).
Seharusnya, kata dia, prosesi mabit di Muzdalifah merupakan rangkaian puncak haji yang semestinya mendapatkan perhatian khusus dan merupakan titik krusial.
"Karena itu, area Muzdalifah pada tahun ini mesti mendapatkan perhatian khusus dari penyelenggara," katanya.
Untuk diketahui, penyelenggaraan ibadah haji 2023 yang semula berjalan baik dan lancar tiba-tiba saja ambyar, penuh jeritan dan tangis karena menjadi tragedi. Ribuan jemaah yang bergerak dari Arafah untuk malaksanakan mabit di Muzdalifah semestinya harus segera dijemput bus lalu bergerak ke Mina untuk persiapan lempar jumrah, ternyata lambat dievakuasi oleh armada perusahaan dari Masyariq selama berjam-jam dengan alasan karena terjebak kemacetan hebat.
Akibatnya, kata dia, ribuan Jemaah Indonesia tertahan di Muzdalifah yang minim tempat berteduh terpanggang matahari yang sangat terik, terlebih tidak ada suplay air dan makanan. Sehingga terpaksa ada yang bertahan dengan mengandalkan bekal seadanya bahkan sampai harus mengais air minum bekas.
"Banyak yang tidak kuat karena suhu yang begitu panas terutama para lansia. Ada yang pingsan, ada pula yang meninggal dunia," katanya.
Ia menuturkan, tragedi di Muzdalifah tentu saja berimbas bagi daya tahan dan kesehatan jemaah karena harus segera ke Mina, terlebih mereka mesti melanjutkan prosesi lempar jumrah di Jamarat bolak balik tiga kali yang jaraknya beberapa kilometer. Sehingga banyak jemaah yang ambruk dan jatuh sakit. Memang peristiwa ini bukan sepenuhnya tanggungjawab pemerintah, melainkan itu tanggungjawab perusahaan penyedia transportasi di Arab Saudi.
Oleh sebab itu, atas tragedi 2023 tersebut pemerintah harus tegas dan zero telorance terhadap perusahaan penyedia layanan transportasi, dengan alasan apapun tidak boleh terjadi lagi tragedi Muzdalifah maupun ditempat-tempat lain yang menjadi titik krusial. Karena bukan saja ibadah menjadi tidak nyaman tetapi menyebabkan persoalan kesehatan bahkan kematian.