Waspada, Banyak Teror di Medsos
Jakarta, era.id - Kapolri Jenderal Tito Karnavian meminta masyarakat ikut memantau ancaman teror jelang perayaan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018. Tidak hanya di lingkungan sekitar, dia meminta masyarakat memantau ancaman teror lewat media sosial.
"Para citizen journalist yang follower banyak kita minta aktif memonitor mereka (pelaku teror)," kata Tito di Monas, Jakarta, Kamis (21/12/2017).
Untuk mengantisipasi ancaman teror, Tito mengatakan, Polisi melakukan sejumlah strategi. Di dunia maya, polisi melakukan patroli siber. Sedangkan di dunia nyata polisi melakukan pengembangan informan di lapangan.
"Kita waspadai (teror) dengan cyber patrol, di samping itu mengembangkan informan dan sukarelawan yang mengawasi jaringan (teroris) ini," ujar Tito usai memimpin apel pasukan Operasi Lilin 2017 di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (21/12/2017).
Tito mengatakan, saat ini ada dua tipe ancaman teror yang ada di Indonesia. Pertama, ancaman teror yang terstruktur dan tidak terstruktur.
Untuk yang terstruktur Polisi sudah memetakan kekuatan dan pergerakan mereka. Namun gerakan yang tidak terstruktur atau yang dikenal dengan isilah lone wolf ini sulit terdeteksi. Mereka ini yang menggali informasi merakit bom lewat sosial media.
"Ada lagi lone wolf yang mereka gerak sendiri-sendiri. Yang lebih sulit dideteksi seperti peristiwa Eropa dan Amerika itu banyak lone wolf terkahir Manhattan. Serangan itu juga lone wolf," kata dia.
Tito hari ini memimpin apel pasukan Operasi Lilin 2017. Dalam apel ini dia mengatakan ada tiga hal yang menjadi fokus pengamanan Natal 2017 dan tahun baru 2018. Selain ancaman teror, pengamanan polisi juga akan memfokuskan pada arus mudik dan balik, serta pengamanan suplai bahan sembako.
"Para citizen journalist yang follower banyak kita minta aktif memonitor mereka (pelaku teror)," kata Tito di Monas, Jakarta, Kamis (21/12/2017).
Untuk mengantisipasi ancaman teror, Tito mengatakan, Polisi melakukan sejumlah strategi. Di dunia maya, polisi melakukan patroli siber. Sedangkan di dunia nyata polisi melakukan pengembangan informan di lapangan.
"Kita waspadai (teror) dengan cyber patrol, di samping itu mengembangkan informan dan sukarelawan yang mengawasi jaringan (teroris) ini," ujar Tito usai memimpin apel pasukan Operasi Lilin 2017 di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (21/12/2017).
Tito mengatakan, saat ini ada dua tipe ancaman teror yang ada di Indonesia. Pertama, ancaman teror yang terstruktur dan tidak terstruktur.
Untuk yang terstruktur Polisi sudah memetakan kekuatan dan pergerakan mereka. Namun gerakan yang tidak terstruktur atau yang dikenal dengan isilah lone wolf ini sulit terdeteksi. Mereka ini yang menggali informasi merakit bom lewat sosial media.
"Ada lagi lone wolf yang mereka gerak sendiri-sendiri. Yang lebih sulit dideteksi seperti peristiwa Eropa dan Amerika itu banyak lone wolf terkahir Manhattan. Serangan itu juga lone wolf," kata dia.
Tito hari ini memimpin apel pasukan Operasi Lilin 2017. Dalam apel ini dia mengatakan ada tiga hal yang menjadi fokus pengamanan Natal 2017 dan tahun baru 2018. Selain ancaman teror, pengamanan polisi juga akan memfokuskan pada arus mudik dan balik, serta pengamanan suplai bahan sembako.