Malas Gerak hingga Polusi, 5 Penyebab Hipertensi yang Sering Diabaikan
ERA.id - Setiap tanggal 17 Mei diperingati sebagai Hari Hipertensi Sedunia (HHS). Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah istilah medis dari penyakit tekanan darah tinggi yang dapat mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan. Hipertensi terjadi ketika tekanan di pembuluh darah terlalu tinggi (140/90 mmHg atau lebih tinggi).
Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian secara global. Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan tinggi meningkat tanpa pengaruh dari gangguan medis tertentu. Kondisi ini kerap jarang disadari, tetapi bisa mengakibatkan komplikasi.
Meski kasus tekanan darah terus meningkat tiap tahunnya, cara mencegah hipertensi masih mungkin dilakukan. Kamu dan keluarga perlu menjaga kesehatan dan melakukan pengukuran tekanan darah secara teratur supaya bisa mengenali penyebab hipertensi lebih dini.
Secara umum, berikut penyebab hipertensi menurut dr. Eka Harmeiwaty, Sp.N, Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia saat ditemui di Jl. Kyai Tapa, Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Jumat (17/5/2024).
1. Obesitas
Obesitas merupakan salah satu faktor risiko hipertensi yang utama. Jumlah individu obes terus meningkat dan menjadi epidemik, seiring dengan pola makan berlebih dan kurangnya aktivitas fisik. Setiap 10 persen peningkatan berat badan akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah sebesar 6.5 mmHg.
"Obseitas, orang obesitas sangat mudah terkena hipertensi," ujar dokter Eka.
2. Merokok
Rokok mengandung zat-zat kimia yang bisa merusak dinding pembuluh darah dan mengganggu aliran darah. Hal ini menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang dapat meningkatkan tekanan darah secara signifikan. Maka dari itu itu, merokok adalah faktor risiko utama untuk hipertensi dan masalah kardiovaskular lainnya.
"Rokok. Hipertensi bisa naik dan menyebabkan struk dan diabetes. Salah satu penyebab tekanan darah tinggi karena rokok," imbuhnya.
3. Alkohol
Alkohol merupakan salah satu faktor risiko seseorang menderita hipertensi karena alkoholmemiliki efek yang sama dengan karbondioksida yang dapat meningkatkan keasaman darah dan kadar kortisol sehingga darah menjadi lebih kental dan jantung dipaksa untuk memompa dan dapat meningkatkan kadar kortisol dalam darah. Hal ini membuat aktivitas rennin-angiotensin aldosterone sistem (RAAS) meningkat dan mengakibatkan tekanan darah meningkat atau hipertensi.
4. Malas gerak
Orang yang kurang berolahraga atau kurang aktif bergerak dan yang kurang bugar, memiliki risiko menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi meningkat 20-50% dibandingkan mereka yang aktif dan bugar.
5. Polusi dan Kebisingan
Polusi udara tidak hanya mempengaruhi paru-paru anda, sebuah studi baru menunjukkan paparan jangka panjang dapat meningkatkan risiko hipertensi. Kebisingan menjadi salah satu bahaya fisik yang dapat mempengaruhi hipertensi.
"Polusi dianggap new, jadi darah tinggi. Kebisingan suara jadi ada orang kerja dipabrik itu faktor resiko tekanan darah. Yang baru polutan dan kebisingan." tuturnya