Ini 3 Langkah Strategis Memajukan Peran Perempuan Peneliti Indonesia
ERA.id - Perempuan peneliti menjadi bagian dari modal sumber daya manusia unggul yang penting untuk membangun kemajuan bangsa, termasuk memajukan sains dan inovasi. Dukungan bagi penelitian perempuan Indonesia untuk berprestasi dan mewujudkan mimpinya jadi pendorong bagi anak muda.
Sejalan dengan semangat Hari Kebangkitan Nasional, L’Oréal Indonesia perkuat komitmennya dalam mendukung pemberdayaan masyarakat khususnya perempuan melalui berbagai inovasi di bidang pendidikan dan penelitian.
Dalam strategi pembangunan nasional, pendidikan dan penelitian menjadi dua sektor penting dalam memajukan kualitas bangsa. Hal ini tertuang pada pilar pertama Visi Indonesia Emas 2045 yaitu pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di mana salah satu bentuk implementasinya adalah peningkatan sumbangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan.
Prof. Dr. Fenny Martha Dwivany, Guru Besar Institut Teknologi Bandung serta Board of Jury L’Oréal-UNESCO For Women in Science menyampaikan ada beberapa langkah strategis yang dilakukan dalam memajukan peran perempuan.
Hal ini diungkapkan Dokter Fenny saat ditemui di Jl. Prof. DR. Satrio, Kuningan, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Rabu (22/5/2024).
1. Pengembangan Kapasitas
Dokter Fenny mengatakan para peneliti harus melakukan pengembangan kapasitas. Pengembangan kapasitas mengacu kepada proses dimana individu, kelompok, organisasi, kelembagaan, dan masyarakat mengembangkan kemampuannya baik secara individual maupun kolektif untuk untuk melaksanakan fungsi, menyelesaikan masalah, mencapai tujuan-tujuan secara mandiri.
"Pertama, pentingnya pengembangan kapasitas melalui pelatihan dan lokakarya yang khusus dirancang untuk peneliti perempuan yang difokuskan pada pengembangan keterampilan teknis dan manajerial," ujarnya.
2. Mentorship and networking
Para peneliti memerlukan mentorship dan networking. Mentorship adalah sebuah kegiatan pendampingan untuk beberapa orang baik itu dari perusahaan ataupun tempat lain seperti universitas. Sementara networking merupakan proses menjaring koneksi melalui hubungan relasi sosial.
"Kedua, mentorship dan networking di mana perempuan peneliti mendapatkan bimbingan dari peneliti senior yang sudah berpengalaman, sehingga dapat membantu mereka navigasi di dunia penelitian yang kompetitif," bebernya.
3. Dukungan dari institusi Pemerintah dan pihak swasta
Para peneliti perempuan Indonesia juga memerlukan kerja sama serta dukungan dari berbagai pihak, baik instansi pemerintah atau swasta.
"Ketiga, dukungan dari institusi pemerintah, dan pihak swasta sangat penting untuk menciptakan lingkungan penelitian yang inklusif dan suportif termasuk fasilitas penelitian yang memadai," tuturnya.