Kubu Jokowi Sesalkan Adanya Duel Beda Pilihan Politik

Jakarta, era.id - Beda pilihan dalam Pilpres 2019 sebenarnya adalah hal biasa. Namun, hal ini tidak terjadi di Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Akibat beda pilihan politik, seorang tukang gigi, Subaidi, tewas setelah tubuhnya ditembus peluru panas dengan pistol rakitan milik Andika yang kini sudah ditetapkan sebagai pelaku.

Selisih ini awalnya terjadi di media sosial dan berlanjut dengan duel keduanya saat bertemu. Korban membawa senjata tajam dan pelaku membawa pistol rakitan. Singkat cerita, pelaku menembak dada korban hingga tembus ke punggung dan korban pun tewas.

Kisah ini disayangkan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding. Dia pun meminta hukum untuk memproses kasus tersebut secara tuntas.

Anggota Komisi III DPR RI ini juga meminta kejadian ini bisa dijadikan pelajaran agar kedua tim pemenangan dari kubu pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun kubu nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno agar dapat berkampanye dengan cara yang lebih beradab dan menjauhi provokasi.

"Mari kita mengambil hikmah dari kejadian di Sampang ini agar berkampanye dengan beradab, berkampanye dengan mengedukasi, berkampanye dengan tidak disertai hoaks, SARA, intoleran dan radikal serta hal yang provokatif. Jadi semua pihak, harus punya komitmen," kata Karding saat dihubungi wartawan, Senin (26/11/2018).

Tak hanya itu, Ketua DPP PKB ini juga meminta agar warganet dapat lebih bijak dalam memproses informasi serta mengunggah konten di media sosial. 

Karding juga minta peran serta media baik cetak, elektronik, maupun daring untuk mendorong konten kampanye positif bagi masyarakat.

"Kita juga mohon kearifan teman-teman pengelola media mainstream, cetak, tv maupun online agar memiliki komitmen yang sama untuk mendorong agar kampanye dibangun dengan narasi postif, narasi yang baik," kata dia.

Karding juga meminta Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo), juga dituntutnya untuk dapat berperan aktif dalam mengawasi dan menyeleksi konten-konten yang rawan akan isu perpecahan di tengah masyarakat apalagi di saat tahun politik seperti ini.

"Kita juga ingin agar Kemenkominfo lebih tegas dan lebih jeli melakukan sortir dan seleksi konten-konten yang berbahaya bagi persatuan, bagi persaudaraan dan yang bisa menimbulkan provokasi, perpecahan, bahkan perkelahian di tengah masyarakat," jelasnya. 

Perlu menunjuk juru bicara 

Karding menambahkan, untuk mencegah perpecahan di tengah masyarakat, kubu Jokowi-Ma'ruf terus berusaha membangun kampanye positif. Salah satunya dengan memberikan daftar siapa saja pihak yang berhak berbicara di media. Tujuannya, agar mereka bisa mengontrol pernyataan para juru bicara untuk menghindari adanya pernyataan yang bersikap provokatif.

"Kami mengirim list nama jubir yang layak diwawancarai atau memberikan statment mewakili TKN. Itu kita kirim ke media-media, baik online, cetak, maupun TV agar kami bisa melakukan pengawasan sekaligus kontrol terhadap orang-orang yang bicara di luar batas yang positif. Ini juga ideal bagi kampanye damai," jelasnya.

Mereka di antaranya adalah Erick Thohir, Moeldoko, Loedwijk F. Paulus, Abdul Kadir Karding, Johnny G Plate, Hasto Kristiyanto, Verry Surya Hendrawan, Raja Juli Antoni, serta nama-nama lainnya.

Selain itu terdapat juga juru bicara yang sudah secara resmi ditunjuk yang berjumlah 10 orang. Tak hanya itu terdapat juga influencer yang berjumlah 47 orang. 

Keseluruhan yang telah ditunjuk untuk bicara di media ini merupakan orang-orang yang tergabung dalam sembilan partai yang ada di Koalisi Indonesia Kerja (KIK) yang terdiri dari PDI Perjuangan, PKB, PPP, Partai NasDem, Partai Golkar, Partai Hanura, Partai Perindo, PKPI serta PSI dan merupakan partai pengusung pasangan capres cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin.

Tag: jokowi-maruf amin