Adian Napitupulu Singgung Kader PDIP yang Pergi Jangan Bakar Rumah Lama, Sindir Jokowi?
ERA.id - Ketua Pemenangan Pilkada PDI Perjuangan (PDIP), Adian Napitupulu mengatakan, partainya banyak melahirkan tokoh-tokoh hebat. Namun, ia tak memungkiri ada pula beberapa orang yang memilih meninggalkan partai berlogo banteng tersebut.
Hal itu Adian sampaikan saat ditanya awak media mengenai upaya PDIP untuk menjaga para kadernya yang akan dimajukan pada Pilkada 2024 agar tidak 'dicuri' partai-partai lainnya.
"Kalau ditanya pada saya 'bagaimana bang kalau mereka pergi?' Kita tidak mau ditinggalkan," kata Adian dalam konferensi pers di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (25/5/2024).
"Tapi kalau memang mereka tidak tahan dengan perjuangan kita, dan mereka mau pergi, kita akan mudahkan jalannya. Kira-kira seperti itu," sambungnya.
Adian menegaskan, partai besutan Megawati Soekarnoputri ini tidak akan menghalangi jika ada kadernya yang ingin hengkang dari partai. Namun, partai ini berharap agar pilihan itu tidak menimbulkan sikap yang justru bertujuan merusak PDIP.
"Yang tidak kita harapkan kalau dia pergi kemudian dia bakar kembali rumahnya. Kenapa? Jangan rusak PDI Perjuangannya, jangan hancurkan PDI Perjuangannya. Karena itu rahim," tegas Adian.
Anggota DPR RI ini menjelaskan, PDIP merupakan rahim dari lahirnya banyak tokoh pemimpin bangsa, baik di tingkat nasional maupun daerah. Sehingga tidak boleh dirusak.
"Kalau ada yang mau merusak rahim tempat kami dilahirkan, kami pasti melawan bersama-sama," jelas dia.
Sebagai informasi, hubungan antara Presiden Joko Widodo dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kian bersitegang usai Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dan seiring putusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas gugatan batas usia capres-cawapres. Putusan Nomor 90 itu akhirnya meloloskan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto.
Bahkan, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri juga mengkritisi kinerja Mahkamah Konstitusi dalam pidato politiknya pada pembukaan Rakernas V PDIP di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta Utara, Jumat (24/5). Dia mengaku prihatin lantaran kini MK bisa diintervensi oleh kekuasaan.
"Makanya aduh MK juga sama, kenapa bisa diintervensi oleh kekuasaan? Nampak jelas melalui keputusan terhadap perkara Nomor 90 yang menimbulkan banyak antipati ambisi kekuasaan, sukses mematikan etika moral dan hati nurani hingga tumpang tindih kewenangannya dalam demokrasi yang sehat," ungkap Megawati.