Jadi Mata-Mata Rusia, Mantan Tentara Jerman Dihukum Tiga Tahun Penjara
ERA.id - Mantan tentara Jerman dijatuhi hukuman penjara karena menjadi mata-mata untuk Rusia. Dia dipenjara selama tiga setengah tahun karena berbagi informasi militer dengan Rusia.
Pengadilan Duesseldorf menjatuhkan hukuman tiga setengah tahun penjara kepada Thomas H karena menjadi mata-mata Rusia setelah perang dengan Ukraina. Thomas terbukti menyampaikan informasi atas inisiatifnya dari jabatannya di dinas pengadaan militer.
Selama proses persidangan, hakim mencatat bahwa Thomas tidak pernah melakukan pelanggaran sebelumnya, tidak mendapat manfaat materi dari membantu Rusia, dan berada dalam kondisi kesehatan yang buruk pada saat dia melakukannya.
Pria berusia 54 tahun itu mengakui kejahatannya selama persidangan. Dia mengklaim bahwa dirinya berharap mendapatkan informasi sebagai balasannya yang akan membantu menyelamatkan keluarganya bila konflik meningkat menjadi perang nuklir.
Jaksa menuduh Thomas memotret dokumen pelatihan lama terkait sistem amunisi dan teknologi pesawat terbang dan menjatuhkan materi tersebut melalui kotak surat konsulat Rusia di Bonn.
"Terdakwa mendekati konsulat jenderal Rusia di Bonn dan kedutaan Rusia di Berlin dan menawarkan kerja samanya pada Mei 2023. Dia menyampaikan informasi yang dia peroleh selama aktivitas profesionalnya untuk diteruskan ke badan intelijen Rusia," kata Jaksa, dikutip Al Jazeera, Selasa (28/5/2024).
Pada bulan April, Thomas mengakui tuduhan terhadap dirinya. Dia mengatakan kekhawatirannya mengenai kemungkinan eskalasi perang di Ukraina mendorongnya untuk menghubungi pihak Rusia.
Selain itu, ia juga khawatir mengenai kemungkinan pengiriman sistem senjata berat oleh Berlin ke Ukraina akan menyeret Jerman ke dalam konflik.
Thomas juga mengindikasikan bahwa dia merasa tidak puas dengan pemerintah dan dianggap kurang peduli terhadap keselamatan warga negara Jerman.
Hingga penangkapannya pada Agustus 2023, Thomas adalah seorang prajurit karir, bekerja di departemen perlengkapan tentara, teknologi informasi, dan dukungan dalam dinas.
Departemen tersebut, yang memiliki sekitar 12.000 karyawan, mengalami peningkatan beban kerja secara substansial sejak pecahnya perang Ukraina ketika pemerintah melakukan perombakan besar-besaran terhadap angkatan bersenjata setelah bertahun-tahun diabaikan.
Jerman sangat waspada terhadap mata-mata Rusia di tengah perang di Ukraina dan meningkatnya ketegangan antara Moskow dan Barat.
Pada bulan April, pihak berwenang Jerman menangkap dua warga negara berkewarganegaraan ganda Jerman-Rusia karena dicurigai merencanakan serangan sabotase terhadap situs militer Amerika Serikat di negara tersebut untuk melemahkan dukungan militer Barat terhadap Ukraina.
Pihak berwenang Rusia telah mengajukan tuduhan makar terhadap puluhan orang yang dituduh membantu Ukraina dan Barat sejak invasi tersebut.