Kronologi Ayah Paksa Anak Makan Cabai hingga Tewas, Ngaku Latih Disiplin karena Bohong Soal BAB

ERA.id - Seorang pria ditajuhi hukuman delapan bulan penjara karena menyebabkan anaknya sendiri tewas. Pria itu terbukti menyebabkan anak laki-lakinya berusia empat tahun meninggal karena memaksa memasukkan cabai ke mulutnya.

Pria Singapura berusia 38 tahun itu dijatuhi hukuman delapan bulan penjara pada Kamis (30/5/2024) oleh Pengadilan di Singapura. Dia dituduh melakukan tindakan gegabah yang menyebabkan kematian pada anaknya sendiri.

Sebelum proses kasus dimulai, pengacara yang ditunjuk oleh Kantor Pembela Umum (PDO) berhasil meminta perintah pembungkaman untuk melindungi korban dan terdakwa, dengan mengutip anak-anak laki-laki lainnya.

Hakim Distrik Ong Hian Sun mengatakan kejadian ini benar-benar kasus yang menyedihkan.

“Hal itu bisa dicegah jika Anda tidak menerapkan cara seperti itu untuk mendisiplinkan anak Anda,” kata hakim. "Metode mendisiplinkan korban yang rentan, atau metode semacam itu harus dicegah dengan cara apa pun," katanya, dikutip CNA, Kamis (30/5/2024).

Jaksa menuntut pria itu dengan hukuman penjara selama 12 bulan.

Kejadian ini bermula pada 2 Agustus 2022, ketika pihak keluarga sedang berada di rumah dan mencium bau kotoran. Korban yang merupakan anak laki-laki berusia empat tahun itu diketahui sedang menjalani pelatihan toilet dan diminta memberi tahu orang tuanya ketika buang air besar.

Saat itu, pelaku menanyakan kepada anaknya yang kemudian disangkal. Pelaku lantas memutuskan untuk mendisiplinkan anaknya sendiri karena berbohong dengan menyuruhnya makan cabai.

Tetapi bocah laki-laki itu menolak untuk memakannya. Pria itu kemudian memasukkan ujung cabai ke dalam mulut anaknya dan melepaskannya saat menyadari bahwa cabai itu bergerak melewati gigi anaknya.

Anak laki-laki itu mulai berlarian, menunjuk ke tenggorokannya. Setelah beberapa saat, korban pun pingsan.

Ibu anak laki-laki tersebut melakukan manuver Heimlich padanya, namun kondisi anak tersebut tidak kunjung membaik. Sang ayah kemudian meminta istrinya untuk memanggil ambulans dan memeriksa apakah mereka dapat membawa anaknya ke klinik terdekat terlebih dahulu.

Ketika diberi lampu hijau, pria tersebut menggendong putranya dan berlari ke klinik keluarga terdekat. Dokter melihat anak laki-laki itu tidak bernapas dan denyut nadinya tidak ada. Dia meminta karyawannya untuk memanggil ambulans dan melakukan resusitasi jantung paru pada anak tersebut.

Meski ada upaya penyelamatan, bocah itu tidak bisa diselamatkan. Dia dinyatakan meninggal sekitar pukul 15.10 di Rumah Sakit Umum Sengkang. Dari hasil otopsi dipastikan bahwa penyebab kematiannya adalah "obstruksi saluran napas akut oleh benda asing".

Sepotong cabai berukuran 10mm kali 15mm kali 8mm tertancap kuat di saluran napas anak laki-laki tersebut.

Akibat dari tindakannya sendiri, pelaku didiagnosis menderita gangguan depresi mayor dan berencana bunuh diri.

“Ini adalah sesuatu yang harus dia jalani seumur hidupnya,” kata pengacaranya.

"Meski begitu, saya yakin hukum harus berjalan sesuai keinginannya. Dia telah belajar hal yang paling menyakitkan dari kejadian ini dan kecil kemungkinannya untuk melakukan pelanggaran lagi," tambahnya.

Sejak kejadian tersebut, pria tersebut dan keluarganya telah menghadiri banyak program keluarga dan mempelajari strategi mengatasi masalah serta keterampilan mengasuh anak, kata pengacara tersebut.