Memaknai Istilah 'Kompor' Jokowi
Pengamat Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menilai, pernyataan calon presiden nomor urut 01 ini untuk mengingatkan agar suasana politik tidak makin panas menjelang pemilihan.
Meskipun, pemilihan masih beberapa bulan lagi, yaitu pada 17 April 2019, upaya menjadi 'kompor' bisa jadi bahaya di kemudian hari.
"Jokowi bisa saja sedang mengingatkan dirinya dan lawan politiknya untuk tidak memanas-manasi situasi. Situasi yang panas jangan dikipas-kipas, bisa bahaya. Justru situasi panas, harus disikapi dengan kepala dingin," kata Ujang, saat dihubungi era.id, di Jakarta, Selasa (27/11/2018).
Menurut Ujang, panasnya suhu politik saat melaksanakan pesta demokrasi seperti ini adalah hal yang wajar. Namun, yang dia tekankan, situasi ini jangan sampai malah menjadi pemecah belah bangsa.
"Persaingan dan beda pilihan jangan sampai membuat bangsa ini terpecah," ucapnya.
Pelepasan burung merpati sebagai simbolis kampanye damai Pilpres 2019. (Diah/era.id)
Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin, Erick Thohir menyebut pernyataan keras Presiden Jokowi akhir-akhir ini bukanlah bukan untuk memanasi suasana. Tapi, kata dia, pernyataan bersifat pembelaan diri.
“Istilah semut, semut itu kecil, diinjek saja gigit lho, apalagi manusia. Saya rasa wajar. Wajar dan ini bukan beliau jadi suka marah-marah, beliau menyampaikan. Kan cara menyampaikannya beliau 'sabar, sabar' (sambil mengelus dada), tapi masa enggak boleh ngomong?" kata Erick.
Erick bilang, pernyataan capres nomor urut 01 ini tak menyerang siapapun. Pernyataan Jokowi, kata dia, hanya menyampaikan isi hatinya yang geram karena diserang berbagai isu.
“Beliau tidak menyerang. Beliau hanya menyampaikan isi hati beliau, bahwa ya kalau dizalimi mesti dijawab dong. Ibarat semut coba kalau diinjek saja gigit, coba ditangkap tikus dipojokin ngelawan enggak?” tanyanya.
Ilustrasi (era.id)
Sementara itu, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Faldo Maldini menganggap, ucapan Jokowi ini mengarah kepada Prabowo-Sandi sebagai lawan politik Jokowi-Ma'ruf di pilpres kali ini.
Politikus PAN ini menerangkan, sepanas apapun suasana politik bukanlah masalah. Asalkan, jangan situasi panas ini sampai ditanggapi serius dan berujung perkelahian.
"Jangan tabok-tabokan, jangan tembak-tembakan. Itu semua yang harus dijaga. Jangan sampai seorang pemimpin lahir dari politik yang memecah belah, mestinya politiknya harus menyatukan. Itu komitmen kami dalam pemilu ini," tutur Faldo.
Terpisah, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan mengimbau para tim sukses dari dua kubu yang bertarung di Pemilu Presiden 2019, untuk saling menahan diri.
"Ingat lho. Pilpres ini cara kita berdemokrasi, sesuatu yang biasa, setiap lima tahun ada. Makanya saya minta untuk menjaga," katanya, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (27/11/2018).
Kedua kandidat yang bertarung, baik nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf dan nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga, kata Zulkifli, merupakan anak bangsa dan kader terbaik Indonesia yang akan menjadi pemimpin bangsa ini.
"Ini kompetisi antar kita. Pak Jokowi, Pak Prabowo sahabat kita, kader terbaik Indonesia. Kita bukan sedang melawan Belanda. Dan sekali lagi ini bukan mau perang. ini memilih yang terbaik di antara yang terbaik keduanya," ujar dia.
Momen ketika Jokowi dan Prabowo berpelukan saat menonton Asian Games 2018. (Sumber: www.asiangames2018.id)
Ketua Umum PAN ini mengatakan, adanya kontestasi pemilihan umum (Pemilu) untuk mencari Presiden bagi negeri. Katanya, tugas Presiden untuk melayani rakyat, bukan karena pemilihan ini jadi terpecah belah.
"Boleh beda kandidat, merah putih kita sama. Ini negeri kita rumah kita harus kita jaga. Wajib, dua-duanya wajib menjaga kebersamaan. Tim Pak Prabowo, tim Pak Jokowi harus. Jangan sampai menimbulkan luka yang dalam," terangnya.
"Untuk apa sih jadi presiden itu? Jadi presiden itu untuk melayani kita. Bukan untuk membuat kita jadi pecah belah. Bukan meminta kita jadi berkelahi. Terpilih jadi presiden untuk melayani kita, semuanya, yang milih maupun yang nggak milih. Itu yang nanti akan disumpah," tuturnya.