Dr Fauci Bantah Tutupi Teori Kebocoran Laboratorium Covid-19 di China, Ngaku Terima Ancaman Pembunuhan
ERA.id - Mantan pakar penyakit menular terkemuka di AS, Dr. Anthony Fauci, membantah keras penekanan teori bahwa COVID-19 berasal dari kebocoran laboratorium di China. Dia juga menekankan kepada anggota parlemen bahwa ia tidak pernah memengaruhi penelitian tentang asal usul virus tersebut.
Dalam persidangan yang digelar secara tertutup, Fauci untuk pertama kalinya memberikan kesaksian soal wabah virus corona yang melanda dunia. Fauci menekankan tuduhan kebocoran laboratorium di China hanya teori konspirasi.
"Saya juga sudah sangat-sangat jelas dan berkali-kali mengatakan bahwa menurut saya konsep adanya laboratorium (kebocoran) pada dasarnya adalah teori konspirasi," katanya, dikutip Reuters, Selasa (4/6/2024).
"Yang dimaksud dengan konspirasi adalah distorsi terhadap subjek tertentu, seperti kebocoran laboratorium, dan saya diterjunkan ke CIA seperti Jason Bourne dan mengatakan kepada CIA bahwa mereka seharusnya tidak membicarakan kebocoran laboratorium," tambahnya.
Fauci, yang pensiun pada Desember 2022 setelah 54 tahun di Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) termasuk 38 tahun menjabat sebagai direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID), memberikan kesaksian di hadapan Subkomite Pemilihan Pengawasan dan Akuntabilitas DPR pada Pandemi virus corona.
Komite tersebut, yang dibentuk untuk mengungkap asal usul virus, telah menemukan email yang menunjukkan pejabat tinggi NIH berusaha menyembunyikan catatan publik dengan menghindari permintaan Undang-Undang Kebebasan Informasi.
Pada email pribadi tersebut menunjukkan bahwa beberapa pejabat, termasuk penasihat dan ajudan lama Fauci, menghapus korespondensi dan menggunakan email pribadi untuk menghindari undang-undang pencatatan publik.
Namun tuduhan itu kembali dibantah oleh Fauci. Dia mengakut tidak tahu bahwa email yang digunakan oleh penasihatnya, David Morens, adalah email pribadi untuk membicarakan urusan pemerintah.
Sementara itu, Morens mengatakan kepada subkomite bahwa dia mungkin telah mengirim email yang membahas urusan pemerintah ke alamat email pribadi Fauci. Fauci mengatakan Morens telah berulang kali melanggar kebijakan NIAID dan menyangkal pernah berusaha menghindari permintaan FOIA.
Selama persidangan, Fauci juga mengaku dirinya dan keluarga menerima banyak pelecehan dan juga ancaman pembunuhan dari orang-orang. Hal ini dia terima setelah difitnah oleh banyak anggota parlemen Partai Republik atas sikapnya terhadap pandemi dan memperjuangkan vaksin COVID, serta tuduhan, tanpa bukti, terlibat dalam upaya menutup-nutupi masalah krisis kesehatan global.
“Ada ancaman pembunuhan yang dapat dipercaya, yang berujung pada penangkapan dua orang. Dan ancaman pembunuhan yang dapat dipercaya berarti seseorang yang jelas-jelas hendak membunuh saya,” katanya.
“Setiap kali seseorang menyatakan diri dan mengatakan saya bertanggung jawab atas kematian banyak orang di seluruh dunia, ancaman pembunuhan pun meningkat," sambungnya.
Dalam laporan rahasia yang dirilis tahun lalu, badan intelijen AS tidak menemukan bukti langsung bahwa Covid-19 muncul dari laboratorium di Wuhan, China.
Kantor Direktur Intelijen Nasional mengatakan kemungkinan berasal dari alam dan laboratorium masih masuk akal. Lebih dari 1,2 juta kematian di Amerika dikaitkan dengan Covid.