Memperbaiki Gaya Komunikasi Prabowo

Jakarta, era.id - Media Survei Nasional (Median) merilis hasil survei tentang elektabilitas pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hasilnya, Jokowi-Ma’ruf unggul di angka 47,7 persen.

Merujuk pada hasil survei ini, elektabilitas pasangan Prabowo-Sandi hanya 35,5 persen. Salah satu alasannya karena elektabilitas Prabowo yang masih di bawah.

Selain itu Prabowo juga dinilai harus memperbaiki cara komunikasinya. Survei ini menyebutkan, rakyat tak menyukai gaya komunikasi mantan Danjen Kopassus itu yang dianggap keras dan ambisius.

Menanggapi hal ini, Juru Kampaye Nasional (Jurkamnas) Prabowo-Sandi, Ahmad Riza Patria mengatakan, tidak akan mengubah karakter Prabowo. Kendati begitu, Riza mengatakan akan memperbaiki gaya komunikasi Ketua Umum Partai Gerindra ini.

“Yah kita memang terus memperbaiki gaya komunikasi tetapi tidak boleh keluar dari jati dirinya. Jati diri pak prabowo kan memang orang yang apa adanya, jujur, transparan, tidak munafik, tidak bersembunyi, terus menyampaikan itu gaya beliau, tidak ditutup-tutupi, tidak malu juga,” katanya, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/11/2018).

Riza menilai, yang terpenting dari seorang pemimpin bukan gaya komunikasinya tetapi karakternya. Menurut Riza, karakter Prabowo memang apa adanya dan tidak dibuat-buat.

“Gaya komunikasi boleh saja berubah memenuhi zaman dan sebagainya. Tapi yang jauh lebih penting bukan gaya komunikasinya tapi karakter. Pak Prabowo itu punya karakter, karakter kepemimpinan, karakter berkomunikasi, karakter menyampaikan pendapat dan sebagainya,” ucapnya.

Selain itu, Riza menyebut, karakter Prabowo adalah orang yang berani. Bahkan, katanya Prabowo juga merupakan pemimpin yang barani meminta maaf. Menurut dia, rakyat lebih senang dengan pemimpin yang apa adanya.

“Tentu setiap pemimpin punya gaya dan cara masing-masing yah mengalir seperti air, apa adanya saja. Pak Prabowo punya karakter harus berani, dan berani minta maaf, ada yang kurang sedikit minta maaf. Tidak salah minta maaf, banyak pemimpin banyak janji tidak dipenuhi tidak minta maaf,” tuturnya.