Uronefrologi Makin Diperluas, Wemenkes Ungkap Tantangan Indonesia dalam Menangani Kasus Penyakit Urologi
ERA.id - Wakil Menteri Kesehatan Indonesia atau Wemenkes, Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan saat ini tengah memperluas layanan uronefrologi di seluruh rumah sakit di Indonesia. Sebab, tantangan Indonesia saat ini adalah menangani kasus penyakit urologi.
Masalah atau penyakit urologi adalah kondisi yang menyerang setiap bagian dari sistem saluran kemih pada alat kelamin pria. Sistem saluran kemih (atau sistem ginjal) disebut demikian karena sistem tersebut adalah penghasil urin (air seni), yaitu hasil alami tubuh dari berbagai proses metabolisme. Air seni juga termasuk kelebihan air yang tidak dibutuhkan tubuh.
"Saat ini, kasus-kasus penyakit urologi masih menjadi tantangan bagi bidang kesehatan di Indonesia. Kita ambil contoh kasus Benign Prostatic Hyperplasia (BPH), jumlah peserta BPJS di pulau Jawa yang terdiagnosis sepanjang 2016 hingga 2020 berjumlah 97.043 pasien," ujarnya, saat ditemui di Jl. H.R. Rasuna Said, Karet, Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu (19/6/2024).
"Sepanjang tahun yang sama, tercatat ada 56.671 pasien yang menjalani operasi dan 49.428 pasien menjalani pengobatan. Angka ini cukup tinggi, belum lagi yang di luar pulau Jawa," lanjutnya.
Layanan uronefrologi adalah salah satu dari empat prioritas utama pemerintah karena morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. Maka dari itu, layanan ini akan diperluas di Indonesia
"Memang perlu adanya wadah untuk para dokter agar bisa saling bertukar informasi terkait kemajuan teknologi atau keberhasilan kasus-kasus tertentu, salah satunya melalui Kongres UAA 2024 yang akan dilaksanakan September nanti," lanjutnya
"Hal ini juga menyebabkan pelayanan di bidang uronefrologi perlu ditingkatkan, sehingga pemerintah berupaya melakukan program pengampuan uronefrologi," lanjutnya.
Maka dari itu, Kemenkes mendukung terlaksananya UAA 2024 untuk mendorong perkembangan teknologi mutakhir yang sedang ingin dikembangkan di Indonesia: bedah telerobotik (telerobotic surgery).
“Kami tentu mendukung UAA dan inovasi-inovasi yang akan dilahirkan dalam bidang urologi ini. Kemenkes juga telah melakukan uji coba dan demonstrasi bedah telerobotik atau bedah robotikjarak jauh pertama kali di Indonesia," ucapnya.
Salah satunya diwujudkan melalui dikembangkannya teknologi telerobotic surgery melalui kerja sama antara Indonesia dan Iran. Teknologi ini juga menghasilkan layanan bedah yang berkualitas tinggi, memperkecil komplikasi pasca pembedahan, menurunkan beban keuangan, dan perjalanan jarak jauh yang seringkali berisiko.
"Telerobotic surgery menguntungkan untuk mengisi kekurangan dokter spesialis bedah dan menghilangkan hambatan geografis sehingga membantu para dokter bedah dan pasien di daerah terpencil agar dapat memiliki akses ke prosedur bedah terbaru." lanjutnya.