Menlu Yunani Sebut Eropa Punya Kewajiban Tampung Anak-Anak Gaza: Ini Seruan Kemanusiaan

ERA.id - Menteri Luar Negeri Yunani George Gerapetritis mengatakan bahwa Eropa mempunyai kewajiban untuk menampung anak-anak terluka dan trauma akibat perang di Gaza.

Gerapetritis mengatakan bahwa ia sedang mencari mitra dalam proyek yang ia harap akan menjadi proyek untuk membawa anak-anak tersebut ke Uni Eropa untuk sementara waktu. Dia juga mendiskusikan gagasan tersebut dengan Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa minggu ini.

"Kita harus menghadapi tragedi ini dengan sangat jelas. Eropa harus terbuka terhadap orang-orang yang terluka dari (Gaza) dan juga terhadap anak-anak yang kini menghadapi kelaparan atau bahaya lainnya," kata Gerapetritis, dikutip Reuters, Kamis (20/6/2024).

Yunani terpilih sebagai anggota Dewan Keamanan PBB untuk tahun 2025 hingga 2026 awal bulan ini. Gerapetritis percaya bahwa ikatan sejarah negara tersebut dengan dunia Arab memberikan kredibilitas untuk bertindak sebagai perantara perdamaian.

Pria berusia 56 tahun, yang telah menjabat selama satu tahun, tidak mengatakan berapa banyak orang yang bisa menerima tamu dari Yunani atau Uni Eropa. Namun dia mengatakan masalah tersebut sedang dibahas dengan pihak berwenang Palestina.

Gerapetritis menekankan bahwa inisiatif ini tidak terkait dengan migrasi reguler, yang telah menjadi sensitif secara politik di Eropa dan sangat ditentang oleh kelompok sayap kanan yang bangkit kembali.

"Ini jelas merupakan seruan bantuan kemanusiaan. Di sini kita tidak berbicara tentang migran ekonomi atau jenis migrasi tidak teratur lainnya," katanya.

Yunani mengutuk serangan militan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, namun menyerukan penghentian serangan darat dan udara Israel di Gaza yang menurut pemerintah Palestina telah menewaskan lebih dari 35.000 orang dan meratakan seluruh kota.

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan banyak orang di Gaza menghadapi kondisi seperti kelaparan dan lebih dari 8.000 anak di bawah lima tahun menderita kekurangan gizi akut.

"Selain itu, dampak psikologis perang terhadap anak-anak luar biasa," kata Gerapetritis.

Gerapetritis mengatakan dia berbicara dengan perdana menteri Palestina dan Israel minggu ini tentang cara-cara untuk mencapai perdamaian dan membangun kembali Gaza.

"Kita tidak harus menunggu perang berhenti untuk mulai membahasnya. Ini akan menjadi proyek raksasa dan kami harus mengembangkannya sedini mungkin," katanya.

Gencatan senjata di Gaza juga akan membantu mengurangi serangan terhadap kapal-kapal oleh militan Houthi yang didukung Iran di Laut Merah yang telah mempengaruhi sektor pelayaran Yunani.

"Saya relatif optimis bahwa seiring dengan gencatan senjata yang kami harapkan dapat dicapai dalam waktu dekat, situasi di Laut Merah juga akan menjadi jauh lebih baik," pungkasnya.