Lebih dari 800 Tentara Senior Israel Mengundurkan Diri, Tebaru Jenderal Avi Rosenfeld
ERA.id - Tentara senior Israel mengundurkan diri dari jabatannya karena merasa gagal mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Pengundaran diri ini menjadikan data pasukan senior Israel yang mundur menjadi lebih dari 800 perwira senior militer.
Menurut laporan Middle East, tentara senior Brigadir Jenderal Avi Rosenfeld mengundurkan diri karena kegagalan mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Laporan itu menyebut pengunduran diri ini terjadi dalam keadaan kompleks yang mencakup keamanan dalam negeri dan ketegangan politik.
"Komandan Divisi 143, Brigadir Jenderal Avi Rosenfeld, memberi tahu komandannya hari ini tentang niatnya untuk mengakhiri dinasnya di (tentara Israel)," demikian pernyataan militer.
"Petugas akan menyelesaikan tugasnya dalam waktu dekat," sambung pernyataan itu.
Selain meningkatnya tekanan terhadap tentara Israel dalam menghadapi kondisi lapangan yang sulit di berbagai zona konflik, media tersebut mengutip sumber-sumber militer yang mengatakan bahwa pengunduran diri ini merupakan tantangan besar bagi tentara.
Hal ini karena kehilangan sejumlah besar perwira tinggi dapat mempengaruhi efisiensi dan kesiapannya menghadapi tantangan keamanan di masa depan.
Sementara itu, dalam surat pengunduran dirinya, Rosenfeld mengatakan bahwa dirinya bertanggung jawab atas bagiannya yaitu di Divisi 143. Dia mengakui dirinya telah gagal mencegah serangan Hamas.
"Setiap orang harus bertanggung jawab atas bagiannya, dan sayalah yang bertanggung jawab di Divisi 143. Pada tanggal 7 Oktober, saya gagal dalam misi hidup saya, melindungi kantong tersebut," tulisnya, merujuk pada komunitas Israel selatan di perbatasan dengan Gaza.
Pada bulan April, kepala intelijen militer Israel, Mayor Jenderal Aharon Haliva, menjadi pejabat tinggi pertama yang mengundurkan diri karena gagal mencegah serangan yang mengejutkan Israel dan komunitas internasional.
Dalam surat pengunduran dirinya, Haliva, yang bertugas di kepolisian selama 38 tahun, mengaku bertanggung jawab karena gagal mencegah serangan tersebut.
“Divisi intelijen di bawah komando saya tidak menjalankan tugas yang dipercayakan kepada kami,” tulisnya.
Tentara Israel saat ini berupaya mengatasi krisis ini dengan memperkuat program pelatihan dan dukungan psikologis bagi para perwira. Kebijakan internal sedang ditinjau untuk meningkatkan kondisi layanan dan menarik lebih banyak kandidat.