Soal Pengaruh Mertua di Balik Dukungan Untuk Bobby, PKB: Tahu Sama Tahu Lah

ERA.id - Ketua DPP PKB Luluk Nur Hamidah tak membantah apabila banyaknya dukungan terhadap Bobby Nasution di Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgub Sumut) 2024 dipengaruhi faktor mertua, yaitu Presiden Joko Widodo. Hal ini sudah jadi rahasia umum.

"Kita anggap sama-sama tahu lah kita. Tahu sama tahu. Mas Bobby kan jadi wali kota juga," kata Luluk di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/7/2024).

Dia mengatakan, dalam politik tak terlepas dari prasyarat yang memang saling memberikan pengaruh. Karenanya, PKB tak menampik pengusungan Bobby tidak sekedar karena faktor popularitas, tetapi juga konektifitas.

"Tentu, tidak bisa dinaikan juga yang terkait dengan popularitas ya, kemudian konektifitas gitu ya, termasuk juga jejaring politik, sosial, ekonomi yang dimiliki," kata Luluk.

Sosok Bobby, menurutnya, memunuhi seluruh prasyarat tersebut. Selain tercatat sebagai wali kota Medan, Bobby juga menantu presiden sekaligus adik ipar wakil presiden terpilih 2024-2029 Gibran Rakabuming Raka.

"Bobby memiliki kekuatan di situ. Dia wali kota, dia mantu presiden yang masih berkuasa sekarang, kemudian adik iparnya terpilih sebagai wapres," ucapnya.

"Nah, dari sisi kelaziman, dia memiliki itu. Ya enggak bisa dielakkan ada faktor itu," imbuh Luluk.

Diberitakan sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjungan Djarot Saiful Hidayat merespons banyaknya partai politik yang mengusung menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Nasution sebagai bakal calon gubernur di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Utara (Sumut) 2024. Dia mempertanyakan apakah dukungan itu karena kapasitas Bobby atau faktor mertua.

"Itu pertanyaan saya, itu betul-betul karena faktor kapasitas dari Mas Bobby, atau karena faktor pengaruh dari mertuanya?" kata Djarot di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/7).

Menurutnya, banyaknya dukungan partai politik untuk Bobby tak menjadi jaminan bakal memenangkan Pilgub Sumut.

Dia mengatakan, memilih calon kepala daerah sebaiknya mempertimbangkan suara rakyat. Bukan hanya sekedar dukungan partai politik saja.

"Belum tentu juga, pendukung partai yang banyak gitu, raksasa, gemuk gitu ya, superkoalisi, kek atau super apa ya, gemuk begitu gitu ya itu belum tentu juga (menang)," kata Djarot.