Mengenang Kepergian 'Pahlawan Perdamaian' John Lennon
John Lennon ditembak empat kali (tembakan kelima meleset) di lorong pintu masuk bangunan di mana ia menetap. Saat penembakan terjadi, John Lennon baru saja kembali dari Record Plant Studio dengan istrinya, Yoko Ono.
Pelantun sekaligus penulis Imagine--lagu yang menyerukan perdamaian--itu dinyatakan meninggal di St. Luke's-Roosevelt Hospital Center setelah berbagai upaya medis yang dilakukan dokter, termasuk transfusi darah dan pemicu jantung, tak mampu menyelamatakan nyawanya.
Setelah stasiun berita lokal kemudian melaporkan kematian John Lennon, orang-orang berkumpul di Roosevelt Hospital dan di depan The Dakota. Jenazah John Lennon dikremasi (dibakar) dua hari kemudian di Ferncliff Cemetery di Hartsdale, New York. Abu jenazahnya, diberikan kepada Yoko Ono.
Ilustrasi (Foto: Twitter @aharddaysnight)
Beberapa jam sebelum pembunuhan terjadi, fotografer Paul Goresh berangkat dari rumahnya di North Arlington menuju The Dakota dengan membawa kamera Minolta XG1.
Paul bermaksud bertemu dengan John yang tinggal di apartemen yang berlokasi di sudut 72 nd Street dan Central Park West, Manhattan bersama istrinya Yoko Ono dan puteranya yang berumur 5 tahun, Sean.
Di sana Paul melihat Mark, menunggu John Lennon di pinggir jalan.
"Mark menghampiri saya dan berkata, 'Apakah kamu mau memotret saya bersama John?' Dan dia sedang menggenggam album Double Fantasy di lengan kirinya," kata Paul. "Dan dia pun tersenyum."
"Dan saya bilang, 'Buat apa saya memotret kamu? Saya di sini untuk John (Lennon)." Kendati begitu, Paul tetap memotret Mark dan John satu kali.
Dalam foto tersebut, John sedang menandatangani cover album Double Fantasy dan sang pembunuh berada di sampingnya, agak buram dan tidak fokus.
Sebuah foto yang tidak sempurna, tapi menguak fakta.
Foto John Lennon bersama pembununnya, Mark David Chapman (Foto: Twitter: goonerbeau)