Doa dan Harapan Petinggi Dunia untuk Donald Trump, dari Jokowi hingga Narendra Modi

ERA.id - Sejumlah petinggi dunia menyampaikan rasa prihatin atas penembakan yang dialami oleh mantan presiden AS Donald Trump. Petinggi negara mendoakan kesembuhan untuk Trump.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menentang adanya kekerasan apa pun yang merusak demokrasi setelah Donald Trump menjadi sasaran penembakan dalam kampanye pemilu di Pennsylvania.

"Kita harus berdiri teguh melawan segala bentuk kekerasan yang menentang demokrasi. Saya berdoa agar mantan Presiden Trump cepat sembuh," kata Kishida, dikutip Reuters, Senin (15/7/2024).

Presiden Indonesia Joko Widodo mengaku terkejut dengan penembakan yang terjadi. Jokowi juga mendoakan agar Trump lekas membaik.

"Saya terkejut dan sedih atas kejadian penembakan terhadap mantan Presiden Donald Trump hari ini. Segala bentuk kekerasan tidak dapat dibenarkan di dalam kehidupan berdemokrasi di seluruh dunia. Doa saya bagi kesembuhannya dan semua orang yang menjadi korban pada insiden ini," tulis Jokowi di media sosial X.

Selain itu, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer juga menyampaikan keterkejutannya atas insiden itu. Starmer menegaskan segala bentuk kekerasan di dunia politik dalam bentuk apa pun tidak mempunyai tempat di masyarakat dan dunia.

Lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan negaranya sama terkejut dan marahnya dengan rakyat Amerika atas insiden itu. Dia menyebut insiden itu sebagai tragedi bagi demokrasi.

Di sisi lain, juru bicara Kementerian Luar Negeri China atas nama Presiden Xi Jinping juga menyatakan simpatinya kepada Trump.

"Tiongkok mengikuti insiden penembakan pada kampanye mantan Presiden AS Donald Trumo. Presiden Xi Jinping telah menyatakan simpati kepada mantan Presiden Trump," ujar kementerian itu.

Kemudian Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mendoakan kesembuhan untuk Trump, seraya menekankan bahwa Korea Selatan berdiri dalam solidaritas bersama dengan rakyat Amerika.

Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong menulis di media sosialnya dengan menekankan bahwa tidak boleh ada kekerasan apapun dalam perbedaan pandangan.

"Kita tidak boleh melakukan kekerasan apapun perbedaan pandangan," ujar Wong.

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menyebut penembakan itu tidak dapat diterima sekaligus mendesak yang lain ikut mengutuknya.

"Serangan terhadap mantan Presiden Donald Trump harus ditolak keras oleh semua pembela demokrasi dan dialog dalam politik. Apa yang kita lihat hari ini tidak dapat diterima,” kata pemimpin Brasil itu.

Kemudian Perdana Menteri India Narendra Modi menyebut Trump sebagai teman dan mendoakan agar mantan presiden AS itu segera pulih.

"Saya mengutuk keras insiden tersebut. Kekerasan tidak memiliki tempat dalam politik dan demokrasi," pungkasnya.

Donald Trump diketahui menjadi sasaran penembakan oleh seorang pemuda berusia 20 tahun, Thomas Matthew Crooks. Peluru yang ditembakkan Crooks mengenai telinga bagian kanan Trump ketika dia sedang berkampanye di Pennsylvania.