Gegara Makan Keripik Super Pedas, Belasan Siswa di Tokyo Dilarikan ke Rumah Sakit
ERA.id - Sebanyak 14 siswa di sebuah sekolah menengah di Tokyo dilarikan ke rumah sakit akibat mengkonsumsi keripik kentang pedas. Mereka mengeluhkan mual hingga kebas pada bagian mulutnya.
Departemen Pemadam Kebakaran Tokyo dan polisi setempat menerima panggilan darurat sekitar pukul 12.40 waktu setempat pada Selasa (16/7). Laporan itu menyebut 13 anak perempuan dan satu laki-laki mengeluh mual dan sakit perut.
"13 anak perempuan dan satu laki-laki, semuanya siswa tahun pertama, di Sekolah Menengah Rokugo Koka di Daerah Ota Tokyo mengeluh mual, serta sakit perut dan mulut," demikian menurut pernyataan pihak terkait, dikutip Kyodo News, Rabu (17/7/2024).
Dari hasil pemeriksaan sementara, polisi mengatakan insiden itu diakibatkan oleh 'keripik kari 18+' yang terkenal dengan cita rasa sangat pedas. 30 siswa dilaporkan mengonsumsi keripik pedas itu yang dibawa ke sekolah oleh seorang siswa.
Isoyama Corp., perusahaan yang berbasis di Prefektur Ibaraki yang memproduksi chip tersebut, mengatakan bahwa meskipun mereka tidak memiliki rincian mengenai masalah ini, mereka “dengan tulus berharap agar mereka yang melaporkan merasa tidak sehat dapat segera pulih.”
Berdasarkan keterangan di situs resmi perusahaan, mereka yang berusia di bawah 18 tahun dilarang mengonsumsi keripik tersebut. Hal ini karena rasa pedas yang ekstrem dan menghimabu para pecinta rempah untuk makan dengan hati-hati.
"Cabai yang sangat pedas yang dikenal sebagai cabai hantu digunakan dalam jumlah besar sebagai bahannya," kata perusahaan itu di situs webnya.
Cabai hantu, atau Bhut Jolokia, adalah pemegang rekor Guinness World untuk cabai terpedas dari tahun 2007 hingga 2011.
Selain itu, mereka yang memiliki tekanan darah tinggi dan perut lemah sangat dilarang untuk memakan makanan ini, dan mereka yang 'pemalu dan tidak punya nyali' juga tidak dianjurkan, situs tersebut memperingatkan.
Makanan ringan yang sangat pedas telah menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir, sering dikaitkan dengan 'tantangan' media sosial, dan sering kali membuat orang harus dirawat di rumah sakit di seluruh dunia, dan bahkan dikaitkan dengan kematian seorang remaja Massachusetts tahun lalu.
Denmark baru-baru ini menarik kembali beberapa jenis mie ramen Korea karena kadar ekstrak cabai dalam campuran kaldunya, dan regulator nasional mencatat bahwa kandungan tersebut bahkan lebih terkonsentrasi pada produk dibandingkan pada keripik cabai yang menyebabkan keracunan baru-baru ini di Jerman.