FIFA Tunda Sanksi Pembekuan Israel dari Sepak Bola
ERA.id - FIFA memutuskan untuk menunda keputusan terkait Palestina untuk menangguhkan Israel dari sepak bola internasional. Penundaan itu setidaknya hingga gelaran Olimpiade Paris selesai.
Penundaan ini, kata FIFA, lantaran pihaknya meminta perpanjangan waktu dari kedua belah pihak terkait posisi masing-masing. FIFA juga menekankan persoalan ini harus diselesaikan dengan hati-hati
"Menyusul permintaan perpanjangan dari kedua belah pihak untuk menyerahkan posisi masing-masing, yang diberikan oleh FIFA, diperlukan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan proses ini dengan hati-hati dan lengkap," kata FIFA di akun X-nya, Jumat (19/7/2024).
Badan sepak bola global sebelumnya mengatakan bahwa penilaian hukum tim ISrael akan diserahkan kepada dewannya pada tanggal 31 Agustus.
Sementara Olimpiade Paris akan digelar mulai 26 Juli sampai 1 Agustus. Pertandingan grup turnamen sepak bola putra dimulai pada 24 Juli mendatang.
Israel dinyatakan lolos ke turnamen putra dan bermain melawan Mali, Paraguai, dan Jepang di fase grup.
Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) sebelumnya mengajukan proposal untuk membekukan Israel pada bulan Mei karena perang di Gaza. FIFA pun merespons proposal itu dengan memerintahkan evaluasi hukum yang mendesak dan berjanji untuk mengatasinya pada pertemuan luar biasa dewannya pada bulan Juli, demikian laporan Reuters.
Sebuah laporan minggi ini oleh pengacara yang berspesialisasi dalam hukum internasional meminta FIFA untuk melarang Israel karena melanggar beberapa undang-undang FIFA terkait dengan hak asasi manusia dan tujuan kemanusiaan.
Sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober oleh kelompok militan Hamas yang menurut Israel menewaskan lebih dari 1.200 orang, serangan Israel di Gaza telah menyebabkan lebih dari 38.000 warga Palestina tewas, menurut pejabat kesehatan Gaza.
Kritikus menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina, namun Israel membantahnya. Israel mengatakan serangannya ditujukan kepada kelompok militan dan bertujuan mencegah serangan lain seperti yang terjadi pada 7 Oktober.