Upacara Pembukaan Dinilai Singgung Agama Kristen, Penyelenggara Olimpiade Paris Akui Menyesal
ERA.id - Penyelenggara Olimpiade Paris menyampaikan permintaan maaf sekaligus menyesal soal kontroversi upacara pembukaan mereka. Penyelenggara membantah tidak memiliki niat untuk menyinggung agama tertentu.
Permohonan maaf ini disampaikan oleh penyelenggara Olimpiade Paris 2024 melalui pernyataan resminya. Hal ini disampaikan setelah muncul keluhan dari para uskup Prancis, yang mengecam adegan ejekan terhadap agama Kristen.
"Jelas tidak pernah ada niat untuk menunjukkan rasa tidak hormat kepada kelompok agama mana pun," kata juru bicara Paris 2024 Anne Descamps, dikutip AFP, Senin (29/7/2024).
"Jika orang-orang tersinggung, tentu saja kami benar-benar minta maaf," tambahnya.
Selain itu, Jolly juga membantah mengambil inspirasi dari Perjamuan Terakhir dalam produksinya yang berdurasi hampir empat jam, yang berlangsung di tengah hujan lebat di sepanjang Sungai Seine.
Adegan tersebut bertujuan untuk mempromosikan toleransi terhadap identitas seksual dan gender yang berbeda, juga menampilkan aktor Prancis Philippe Katerine, yang muncul di atas piring saji perak, hampir telanjang dan dicat biru.
Penampilan Philippe, kata Jolly, dimaksudkan untuk menjadi Dionysus, dewa anggur dan kesenangan Yunani, yang merupakan ayah dari Sequana, dewi Sungai Seine.
"Idenya adalah untuk mengadakan pesta pagan besar yang dikaitkan dengan dewa-dewa Olympus," kata Jolly.
"Anda tidak akan pernah menemukan dalam karya saya keinginan untuk mengejek atau merendahkan siapa pun. Saya menginginkan upacara yang menyatukan orang-orang, yang mendamaikan, tetapi juga upacara yang menegaskan nilai-nilai Republik kita tentang kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan," tambahnya.
Dalam salah satu momen mencolok lainnya dari upacara tersebut, seorang wanita memegang kepala terpenggal berlumuran darah dan bermaksud mengeksekusi ratu Prancis Marie Antoinette muncul di jendela Conciergerie, sebuah bangunan tempat ia dipenjara setelah Revolusi Prancis 1789.
Ia kemudian dipenggal bersama suaminya Louis XVI.
"Tentu saja kami tidak mengagungkan alat kematian ini, yaitu guillotine," tambah Jolly.
Diketahui beberapa kelompok Katolik dan uskup Prancis mengecam adegan ejekan dan olok-olok terhadap agama Kristen dalam parade pada hari Jumat yang dikoreografi oleh sutradara teater Thomas Jolly.
Kritik itu difokuskan pada adegan yang melibatkan penari, waria, dan seorang DJ dalam pose yang mengingatkan pada penggambaran Perjamuan Terakhir, makanan terakhir yang dikatakan Yesus lakukan bersama para rasulnya.
Reaksi beragam terhadap upacara yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, pertama kalinya Olimpiade Musim Panas dibuka di luar stadion atletik utama.
Sebuah jajak pendapat oleh kelompok survei Harris, yang ditugaskan oleh penyelenggara Paris 2024, menunjukkan bahwa 86 persen responden di Prancis memiliki pandangan positif terhadap upacara tersebut.
Penyanyi kelahiran Quebec Celine Dion, yang menutup tirai dengan penampilan solo dari Menara Eiffel, muncul sebagai fitur yang paling menonjol dari parade tersebut.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada hari Sabtu bahwa upacara tersebut telah "membuat rekan senegara kita sangat bangga".
Namun, para penampil yang beragam ras dan keunggulan yang diberikan kepada para penampil wanita dan LGBTQ membuat beberapa kritikus konservatif kesal.
Seorang juru bicara partai sayap kanan Prancis, National Rally, Julien Odoul, menyebut upacara tersebut sebagai perampasan budaya Prancis, sementara juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova menyebutnya sebagai parade gay raksasa.
Sekitar 300.000 penonton menonton dari tepi sungai, seringkali dengan biaya ratusan, terkadang ribuan, euro.