Cerita Istri TKI Asal Lotim NTB yang Suaminya Tewas Ditembak di Ladang Sawit Malaysia
ERA.id - Usai pekerja migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Lombok Timur, NTB, Gafur tewas tertembak di ladang sawit di Malaysia, orang tua maupun istri serta keluarga korban merasa sedih.
"Jenazah suami saya bisa dipulangkan agar bisa dimakamkan di kampung halaman," kata Baiq Pademi yang merupakan Istri korban di Lombok Timur, Sabtu.
Sebelum mendapatkan kabar atas meninggalnya korban, dirinya tetap melakukan komunikasi dengan suaminya menggunakan hp dan video call untuk mempertanyakan kabar dua anaknya maupun dirinya serta keluarganya di Lombok.
"Tiap malam tetap komunikasi melalui sambungan telpon," katanya.
Bahkan pada malam itu dirinya melakukan video call, namun tiba-tiba panggilan berakhir, karena ada peristiwa di tempat korban tinggal.
Dirinya kemudian mencoba menghubungi korban, namun telepon tidak diangkat pada malam itu. Setelah itu pada pagi hari ia mendapatkan kabar bawah suaminya tewas ditembak.
"Meninggal ditembak informasi dari teman kerjanya, kami berharap pelaku supaya bisa ditangkap dan diberikan hukuman mati," katanya.
Ia mengatakan suaminya sempat bercerita bahwa di tempat tinggal tersebut sering terjadi pencurian, sehingga barang-barang berharga banyak yang hilang.
Suaminya sudah dua kali ini pergi bekerja ke Malaysia untuk mencari rezeki dan yang kedua ini dia berangkat pada 2023 atau sekitar 10 bulan bekerja di Malaysia.
"Sering ada barang yang hilang di tempat tinggal di Malaysia" katanya.
Ia telah menikah dengan Gafur hampir 10 tahun sejak 2016 dan mendapatkan dua orang anak perempuan yang berusia 5 tahun dan 1 tahun.
"Setiap bulan saya tetap dikirimkan uang buat belanja bersama anak dan keluarga," katanya.
Sebelumnya Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching terus memonitor penanganan kasus seorang Pekerja Migran Indonesia asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), bernama Gafur yang tewas ditembak di kebun sawit Simpang Ngu, Niah, Miri, Sarawak, Malaysia.
Konsul Jenderal Republik Indonesia Kuching R Sigit Witjaksono dalam pesan singkatnya saat dihubungi dari Kuala Lumpur mengatakan jenazah baru diautopsi oleh aparat kepolisian setempat pada Kamis (1/8).
Ia juga mengatakan staf teknis Polri dan tim perlindungan di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching masih terus memonitor lebih lanjut penanganan kasus tersebut.
Kepala Polisi Daerah (KPD) Miri Alexson Naga Chabu dalam sebuah pernyataan media membenarkan telah menerima satu laporan dari seorang warga asing pada Senin (29/7) sekitar pukul 20.00 waktu setempat (pukul 19.00 WIB) berkaitan kasus penemuan mayat laki-laki di kawasan perkebunan sawit swasta, Sepupok, Niah, Miri, Sarawak.
Laporan Utusan Borneo, berdasarkan keterangan KPD Miri, menyebutkan warga asing itu meninggal dengan luka tembak pada anggota badan di kawasan kebun sawit swasta. Korban berusia 40 tahun meninggal dengan luka tembak pada dahi, mata, leher, dan perut.